Peter F Gontha Akui Surat Penolakan PSBB Total Jakarta Itu Asli dari Orang Terkaya di Indonesia

- 13 September 2020, 11:55 WIB
Peter F Gontha Unggah Surat Budi Hartono untuk Jokowi di Akun Instagramnya
Peter F Gontha Unggah Surat Budi Hartono untuk Jokowi di Akun Instagramnya /Antara/

ISU BOGOR - Nama Budi Hartono langsung menduduki pencarian tertinggi di mesin Google Indonesia, dan trending topics Twitter, Minggu, 13 September 2020.

Orang terkaya RI itu viral disebut mengirimi Presiden Joko Widodo surat, mengenai penolakannya terkait rencana Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang akan kembalikan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara total pada Senin, 14 September 2020.

Surat dari bos Djarum kepada Jokowi itu diunggah pengusaha asal Indonesia Peter Frans Gontha di akun Instagram @petergontha, Sabtu, 12 September 2020.

Peter F Gontha Geram Dituding Asal Bikin Berita, Beberkan Bukti Surat Bos Jarum ke Jokowi
Peter F Gontha Geram Dituding Asal Bikin Berita, Beberkan Bukti Surat Bos Jarum ke Jokowi

Dalam unggahan terbarunya, Minggu pagi, Peter F Gontha menyampaikan bukti berupa cuplikan pesan WhatsApp yang membenarkan, bahwa surat itu benar dari Budi Hartono untuk Jokowi.

“Buat Media Nasional yang berpikir saya asal bikin berita!” tulisnya di kolom caption.

Baca Juga: Orang Terkaya Indonesia Budi Hartono Surati Jokowi Minta PSBB Total Jakarta Dibatalkan

Entah siapa orang yang menjadi lawan chat-nya kala itu. Sebelumnya, Peter memposting isi surat penolakan  di Indonesia atas PSBB total di Jakarta.

Medsos Peter F Gontha
Medsos Peter F Gontha

"Surat Budi Hartono Orang terkaya di Indonesia kepada Presiden RI September, 2020," tulis Peter.

Dalam surat itu dijelaskan bahwa ada sejumlah alasan mengapa mereka menolak diberlakukan PSBB kembali. Salah satunya adalah karena aturan itu disebut terbukti tidak efektif membendung penyebaran wabah virus corona (Covid-19).

"Menurut kami, keputusan untuk memberlakukan PSBB (total) kembali itu tidak tepat. Hal ini disebabkan PSBB di Jakarta telah terbukti tidak efektif di dalam menurunkan tingkat pertumbuhan infeksi di Jakarta. (Bukti terlampir - Chart A negara yang berhasil dalam menurunkan tingkat infeksi melalui measure circuit breaker)." Demikian salah satu paragraf yang ada di surat itu.

Baca Juga: Jakarta PSBB Total, Anies Tolak Keinginan Bima Arya Soal Pengaturan Keluar Masuk Warga Jabodetabek

"Di Jakarta meskipun pemerintah DKI Jakarta telah melakukan PSBB tingkat pertumbuhan infeksi tetap masih naik. (Bukti terlampir - Chart B - DKI Jakarta).”

Kemudian, mereka juga menganggap alasan Anies untuk memberlakukan kembali PSBB karena khawatir soal daya tampung Rumah Sakit di Jakarta, dinilai penulis surat kurang masuk akal.

"Kapasitas Rumah Sakit DKI Jakarta tetap akan mencapai maksimum kapasitasnya dengan atau tidak diberlakukan PSBB lagi. Hal ini disebabkan seharusnya Pemerintah Daerah/Pemerintah Pusat terus menyiapkan tempat isolasi mandiri untuk menangani lonjakan kasus," jelas surat Budi Hartono merupakan pemilik Grup Djarum, BCA, dan saudara Bambang Hartono ini.

Baca Juga: Besok Anies Umumkan PSBB Jakarta, Doni Monardo: Komunitas Perlu Menjadi Ujung Tombak

Dalam surat juga disebutkan salah satu solusi yang bisa dilakukan pemerintah, yaitu misalnya dengan membangun rumah sakit darurat di pelabuhan, seperti yang dilakukan Singapura.

Berita ini telah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul artikel "Sebar Surat Budi Hartono untuk Jokowi, Peter F Gontha Tunjukkan Bukti Itu Asli dari Orang Terkaya RI" pada 12 September 2020.

"Contoh Solusi terlampir: ini adalah photo di Port Singapore yang membangun kapasitas kontainer isolasi ber-AC untuk mengantisipasi lonjakan dari kasus yang perlu mendapatkan penanganan medis."

 "Fasilitas seperti ini dapat diadakan dan dibangun dalam jangka waktu singkat (kurang dari 2 minggu - Photo 1 - karena memanfaatkan container yang tinggal dipasang Air-con dan tangga)." jelasnya.

Meski demikian, kebenaran surat tersebut belum bisa dikonfirmasi kepada pihak Budi Hartono sendiri.***(Gita Pratiwi/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x