Corona di Bogor Disurvei Kampus Singapura, Jadi Begini Hasilnya

- 14 September 2020, 13:03 WIB
Wali Kota Bogor Bima Arya saat evaluasi PSBMK di Taman Ekspresi Sempur, Kota Bogor, Jumat 11 September 2020
Wali Kota Bogor Bima Arya saat evaluasi PSBMK di Taman Ekspresi Sempur, Kota Bogor, Jumat 11 September 2020 /Iyud Walhadi/Dok Pemkot Bogor

Baca Juga: UPDATE: Corona di Bogor Bertambah 20 Orang dalam Sehari, Serius Zona Oranye dan PSBMK Efektif?

Ini mewakili kondisi demografis secara keseluruhan. Dan hampir 17 persen responden pernah dan memiliki komorbid. 

Untuk Persepsi Risiko berdasarkan hasil survei, sebanyak 42 persen warga Kota Bogor mengetahui informasi tentang Covid-19 dari televisi, media cetak dan radio. 

Selanjutnya dari sosial media 37 persen dan ketiga adalah situs atau website Pemkot Bogor sebanyak 14,06 persen. 

Baca Juga: Covid-19 di Bogor Semakin Mengganas, Tercatat 6 Orang Meninggal Dunia Dalam Satu Hari

Untuk sumber informasi yang memiliki tingkat kepercayaan paling tinggi, warga Kota Bogor lebih mempercayai dokter atau pakar kesehatan (4, 01 persen) dan tokoh agama (3,71 persen), pejabat pemerintah sebesar 3,67 persen di urutan ketiga. 

Perilaku kesehatan berupa penerapan 3 M (Mencuci tangan, Memakai Masker dan Menjaga Jarak). Index menunjukkan 89,66 persen sering dan selalu mencuci tangan. 

Untuk penggunaan masker menunjukkan 92,05 persen sering dan selalu menggunakan masker. Sementara untuk jaga jarak skornya hanya 77 persen, bahkan ada 19,38 persen responden menyatakan tidak menjaga jarak ketika keluar rumah. 

Baca Juga: Corona di Bogor Raya Kian Mengganas, Sehari Bertambah 19 Kasus Positif Baru

" Untuk survei protokol kesehatan lebih bersifat self assessment," jelas Prof. Sulfikar Amir.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x