Pemkot Bogor Klaim 2.000 Pedagang di Pasar Bebas Covid-19

- 8 Juli 2020, 11:03 WIB
Salah seorang pedagang Pasar Parung, Bogor menjalani swab test, Senin 6 Juli 2020
Salah seorang pedagang Pasar Parung, Bogor menjalani swab test, Senin 6 Juli 2020 /Iyud Walhadi//Diskominfo Bogor

 

ISU BOGOR – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mengklaim 2.000 orang pedagang yang beraktivitas di 12 pasar yang berada di Kota Bogor bebas dari Covid-19. Ribuan orang bebas Covid-19 setelah dilakukan uji cepat sampel atau Rapid test.

Dirut Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ) Kota Bogor, Muzakkir menyebutkan, total ada 12 pasar di Kota Bogor yang menampung 8.000 pedagang di dalamnya. Tercatat, dari 2.000 orang lebih rapid test yang telah dilaksanakan hampir tidak ada kasus Covid-19 di pasar.

“Dalam beberapa bulan terakhir, kami masih melakukan test di pasar. Dari 8.000 pedagang, sebanyak 2.000 telah dinyatakan nonreaktif atau tidak ditemukan reaktif,” kata Muzakir, Rabu 8 Juli 2020.

Baca Juga: Keren, Rusun di Kota Bogor Diubah jadi Ruang Isolasi Covid-19 

Pun demikian, Muzakkir mengimbau, khususnya kepada para Pedagang Kaki Lima (PKL), berharap agar para PKL tidak merusak sistem pasar yang sudah terbentuk. Pemerintah Pemkot Bogor melalui programnya senantiasa berusaha memuliakan para PKL untuk berjualan di dalam pasar sehingga ‘marwahnya’ naik.

“Untuk itu, para PKL diharapkan selalu mematuhi protokol kesehatan saat melakukan aktivitas perkulakan di pasar,” tambahnya.

Sementara, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim menilai, para pedagang pasar dan jajaran Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ) Kota Bogor layak mendapat apresiasi dan penghargaan karena telah mengikuti protokol kesehatan sehingga tidak ada klaster pasar yang terjadi di Kota Bogor.

Baca Juga: Resmikan Kampung Tangguh, Bupati Bogor Terkesima di Wilayahnya Ada Kawasan Segudang Potensi Alam 

Kata Dedie A Rachim, ini menjadi prestasi tersendiri karena para pedagang telah menahan diri untuk tidak ‘sembrono’ dalam menjalankan aktivitas jual belinya mencegah terjadinya penularan Covid-19.

“Yang pasti kita berharap dari para pedagang tetap berkontribusi dan menjalankan protokol kesehatan guna mencegah penularan atau penyebaran Covid-19 di Kota Bogor,” kata Dedie A Rachim.

Demikian juga kepada warga yang berbelanja di pasar tetap menerapkan protokol kesehatan sebagai salah satu wujud kontribusi dalam memutus rantai penyebaran virus mematikan ini.

Baca Juga: Pertengahan Pekan, Rabu Besok Bogor Diguyur Hujan Siang Sampai Sore 

Untuk masa Adaptasi Kebiasaan baru (AKB) yang mulai berjalan, menurut Dedie harus disikapi secara benar-benar dan bijak serta direspon dengan langkah yang komprehensif.

Hal ini tidak terlepas adanya prediksi dari para ahli epidemiologi yang mengatakan bahwa puncak pandemi belum terjadi pada saat ini. Bahkan, ahli epidemiologi Jawa Barat memprediksi puncak pandemi akan terjadi pada Januari 2021 dengan jumlah terkonfirmasi kurang lebih 72.000 orang.

“Untuk itu kita berharap dan terus berupaya agar jangan sampai prediksi tersebut benar-benar terjadi,” harap Dedie A Rachim.

Baca Juga: 200 Penumpang KRL asal Bogor Dites Covid-19, Bima Arya : Kita Masif Tes 

Kepada warga dan semua pihak, Dedie menghimbau dan mengajak untuk melakukan segala upaya agar prediksi yang disampaikan para ahli epidemiologi jangan sampai terjadi. Diantaranya dimulai dengan menjaga kesehatan dan kebersihan serta proteksi diri, menjalankan protokol kesehatan secara benar, rajin cuci tangan dan tetap menjaga jarak aman.

“Untuk saat ini itulah vaksin kita, karena vaksin sebenarnya belum ditemukan,” jelasnya.***

Editor: Chris Dale


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x