Klaster Perumahan Muncul 85 Orang, Pemkot Bogor Khawatirkan PTM Terancam Batal

- 27 Mei 2021, 19:00 WIB
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim saat kunjungan ke Sekolah Kesatuan Kota Bogor, Kamis, 27 Mei 2021.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim saat kunjungan ke Sekolah Kesatuan Kota Bogor, Kamis, 27 Mei 2021. /Chris Dale



ISU BOGOR - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat mengkhawatirkan ledakan kasus Covid-19 yang mengancam batal pemberlakuan pembelajaran tatap muka (PTM) yang mulai Senin, 31 Mei 2021.

Mengingat, klaster Perumahan Griya Melati yang muncul dengan jumlah puluhan pasien positif, kini mencapai 85 orang per Kamis, 27 Mei 2021.

Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengaku kekhawatiran Pemkot cukup beralasan, karena akan ada 73 sekolah yang akan melakukan PTM tersebut.

Baca Juga: Naik Hampir 2 Kali Lipat, Pasien Positif Covid-19 Perumahan Bogor Jadi 85 Orang

Sementara, lonjakkan kasus postif Covid-19 terjadi kembali dengan sumbangan terbanyak dari Klaster Perumahan Griya Melati yang telah mencapai puluhan orang positif.

Meskipun sekolah berkomitmen melaksanakan pembatasan sesuai ptotokol kesehatan, mulai dari kapasitas 50 persen siswa yang boleh hadir.Itu pun harus dengan izin orang tua.

Pemerintah tetap wajib mewaspadai ledakan angka postif Covid-19 yang mnjerumuskan Kota Bogor ke zona merah kembali.

Dedie pun menegaskan jika dalam satu pekan ini terjadi ledakan kasus positif Covid-19 di Kota Bogor, pindah dari status oranye ke merah akan ada pertimbangan pembatalan PTM.

Baca Juga: Iwan Setiawan: Satgas PEN Kabupaten Bogor Harus Jalankan Tugasnya Secara Kongkrit dan Spesifik

"Bila hal itu terjadi, maka kita tertinggal dengan daerah lain yang sudah melaksanakan PTM. Itulah yang selalu kita sampaikan kepada masyarakat bahwa kedisiplinan, ketaatan, kekompakan kita sangat dituntut," kata Dedie pun melakukan kunjungan ke Sekolah Kesatuan, Kota Bogor, Kamis, 27 Mei 2021.

Kata Dedie, ketika larangan dalam kegiatan-kegiatan masyarakat yang cenderung berkumpul sebetulnya bertujuan untuk segera dapat melaksanakan PTM dan kegiatan masyarakat berangsur normal secara perlahan.

"Kita mengkhawatirkan inilah yang kemarin lupa diblow up kepada masyarakat. Sebetulnya larangan mudik, pembatasan-pembatasan kegiatan kemasyarakatan, termasuk keagamaan tujuannya adalah agar tidak terjadi ledakan. Kenapa? Karena target pemerintah melaksanakan pendidikan tatap muka di bulan Juli 2021," ungkap Dedie.

Baca Juga: Iwan Setiawan: Satgas PEN Kabupaten Bogor Harus Jalankan Tugasnya Secara Kongkrit dan Spesifik

Sementara itu, Ketua Pengurus Yayasan Kesatuan, Irhoan Tanudiredja mengaku selama persiapan jelang PTM, pihak sekolah selalu berkoordinasi dengan dinas pendidikan, dinas kesehatan, dan Satgas Covid-19.

"Kita akan ikuti aturan dan arahan dari dinas, tentunya harus kapasitas 50%, harus ada perizinan orangtua, jadi seluruh protap kesehatan maupun protap dari PTM yang memang sudah disiapkan oleh Dinas Pendidikan Bogor itu yang akan kita ikutin," jelasnya.***

Editor: Chris Dale


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x