Pasien Covid-19 Menurun, Pemkot Bogor Akan Tutup RS Lapangan

- 9 April 2021, 16:53 WIB
RS Lapangan Kota Bogor.*
RS Lapangan Kota Bogor.* /Dok Prokompim Kota Bogor

ISU BOGOR - Rasio keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Ratio (BOR) di rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Bogor menurun drastis.

Data Dinas Kesehatan Kota Bogor menunjukan jumlah tempat tidur isolasi yang terisi hanya 30,7 persen. Angka ini jauh di bawah ambang batas BOR menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 60 persen.

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menjelaskan, penurunan BOR di Kota Bogor hanya mencapai angka 30,6 persen. Angka tersebut jauh di bawah standar WHO yakni 60 persen.

Baca Juga: Antisipasi Bencana di Bogor, Bima Arya Minta Bantuan Dukungan Infrastruktur ke Provinsi dan Pusat

Baca Juga: Bogor Dapat Kuota Terbanyak se-Indonesia, Ade Yasin Minta Para P3K Inovatif dalam Melayani Masyarakat

“Kelihatannya dari tren kasus harian kan menurun jauh, bahkan BOR pun turun banget kisaran 30 persen jauh dari standar WHO. Kemungkinan kita akan kembali ke rumah sakit. Jadi rumah sakit lapangan kemungkinan tidak akan diperpanjang (Ditutup)," ungkap Dedie, Jumat 9 April 2021.

RS Lapangan Kota Bogor memiliki masa operasional selama tiga bulan. Yakni 18 Januari 2021 hingga 18 April 2021. RS Lapangan dibuat untuk meningkatkan BOR di Kota Bogor. Dengan 64 tempat tidur (TT), pasien Covid-19 berstatus hijau dan kuning atau bergejala ringan bisa dirawat di RS Lapangan Kota Bogor.

Lebih lanjut, Dedie mengatakan, nantinya pasien Covid-19 bergejala ringan bisa dirawat di rumah sakit biasa atau melakukan isolasi mandiri di rumah.

Baca Juga: Kelak Anak dan Menantu Duduk di Kursi yang Diduduki Bapaknya, Cak Nun Sindir Siapa?

Baca Juga: Kronologi Mantan Suami Bakar Warga Bogor Hingga Tewas

“Kalau gejala ringan kan di rumah juga bisa. Gejala sedang dan berat boleh lah ke rumah sakit. Tetapi yang pasti kita upayakan dengan menggalakkan vaksin, menghindarkan dari kerumunan, dan protokol kesehatan ditingkatan. Itu Insya Allah menurunkan risiko penyebaran Covid-19,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno menjelaskan, dari total 809 tempat tidur isolasi di 21 rumah sakit rujukan yang disiapkan, saat ini hanya terisi 248 atau 30,7 persen. Padahal, sebelumnya BOR di Kota Bogor sempat menembus angka 88 persen pada Januari 2021.

Penurunan juga terjadi di Rumah Sakit Lapangan Covid-19 Kota Bogor tercatat jumlah tempat tidur yang terisi hanya 9 unit atau 14,1 persen dari total yang disiapkan 64 unit.

“Alhamdulillah tren BOR di rumah sakit turun karena kasus pasien terkonfirmasi positif juga turun, terutama kasus dengan gejala sedang dan berat. Di mana kasus kategori ini harus dirawat di rumah sakit,” ungkapnya.

Faktor lain, kata Retno, menurunnya kasus positif dengan gejala sedang dan berat ini juga karena program vaksinasi yang terus dilakukan dan menjangkau lebih banyak warga.

“Bisa saja kemungkinan faktor vaksinasi. Jadi, andaikan terpapar juga tidak berat sehingga tidak perlu dirawat di rumah sakit,” terangnya.

Retno menambahkan, selain BOR yang menurun, angka kesembuhan di Kota Bogor naik menjadi 91,9 persen (lebih tinggi dari Jawa Barat dan Nasional).

Kemudian angka kasus aktif di Kota Bogor juga turun menjadi 6,6 persen (lebih rendah dari Jawa Barat dan Nasional). Sedangkan angka kematian akibat Covid-19 di Kota Bogor 1,6 persen (lebih rendah dari angka kematian Nasional).

Meski demikian, Retno meminta masyarakat untuk tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan dari pemerintah.

“Meskipun tren kasus menurun dan sudah ada vaksinasi, bukan berarti kita sudah bebas pandemi. Sehingga kami imbau kepada masyarakat harus tetap waspada terhadap penularan Covid-19 dan tetap patuhi protokol kesehatan 5M,” ujar Retno.

“Tinggi rendahnya kasus Covid sangat tergantung pada kepatuhan dan kedisiplinan masyarakat terhadap protokol kesehatan,” tambahnya.

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x