RS COVID-19 di Bogor Penuh, Pasien Terkonfirmasi Positif Sehari Bertambah 49 dan Meninggal 3 Orang

- 26 November 2020, 19:13 WIB
 Ilustrasi RS COVID-19
Ilustrasi RS COVID-19 /ANTARA/M Agung Rajasa

ISU BOGOR - Rumah Sakit (RS) rujukan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kota Bogor sejak beberapa hari terakhir sudah tak tersedia lagi ruang rawat inap maupun isolasi untuk pasien terkonfirmasi positif.

Penuhnya ruang rawat inap di RS rujukan COVID-19 di Kota Bogor itu terjadi karena dalam sepekan terakhir lonjakan kasus positif rata-rata diatas 40 orang. Bahkan data terbaru dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, kasus positif COVID-19 bertambah 49 orang pada hari Kamis 26 November 2020.

Juru Bicara Pemkot Bogor untuk Siaga COVID-19, Sri Nowo Retno menyebutkan dengan bertambahnya 49 orang pada Kamis 26 November 2020, maka total kasus positif COVID-19 di Kota Bogor mencapai 3.158 orang.

Baca Juga: GAWAT! RS COVID-19 di Bogor Penuh, Pasien Positif Mengeluh Susahnya Dapat Ruang Rawat Inap

Baca Juga: Ini Alasan Habib Rizieq Sakit dan Memilih di Rawat di Kota Bogor

Baca Juga: PSBB Bogor Diperpanjang Lagi hingga 23 Desember Setelah Kasus Corona Tembus 6.720 Orang

"Rinciannya, pasien positif COVID-19 yang masih sakit sebanyak 536 orang, sembuh atau selesai isolasi sebanyak 2.528 orang, meninggal dunia 94 orang,"

"Hari ini kasus meninggal penambahannya 3 orang," ungkap Retno begitu biasa disapa Sri Nowo Retno dalam keterangan pers tertulisnya, Kamis 26 November 2020.

Sebelumnya, Wali Kota Bogor Bima Arya sudah memprediksi bakal terjadi lonjakan kasus positif COVID-19 dan harus segera diantisipasi dengan menyiapkan RS Darurat kepada jajaran Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).

Baca Juga: BREAKING NEWS: Habib Rizieq Dirawat di Rumah Sakit di Bogor dan Tak Ingin Dikunjungi

Wali Kota Bogor Bima Arya meminta Dinas Kesehatan dan RSUD Kota Bogor untuk mulai menyiapkan RS Darurat sebagai antisipasi lonjakan baru pasien COVID-19.*/
Wali Kota Bogor Bima Arya meminta Dinas Kesehatan dan RSUD Kota Bogor untuk mulai menyiapkan RS Darurat sebagai antisipasi lonjakan baru pasien COVID-19.*/ Dok Prokompim Pemkot Bogor

“Saya perintahkan untuk mengantisipasi skenario terburuk. Skenario terburuknya itu kan tidak ada lagi tempat tidur tersisa,"

"Kalau Orang Tanpa Gjala (OTG) masih bisa, tapi kalau fasilitas mediskan beda, perlu SDM dan alat kesehatan. Begitu (lonjakan dahsyat) itu terjadi bahaya sekali. Dan sekarang indikasinya sudah ke arah situ,” ujar Bima.

Baca Juga: Kasus Positif COVID-19 Melonjak, Bogor Kembali Perpanjang PSBMK hingga 8 Desember 2020

“Saya minta bukan hanya menambah ruang isolasi. Tapi mulai disiapkan alternatif RS darurat seperti Wisma Atlet di Jakarta apabila situasi semakin tinggi lonjakannya," ungkapnya.

Artinya, lanjut dia, tidak cukup isolasi karantina untuk OTG, tetapi orang yang dengan gejala juga memerlukan perawatan. Harus disiapkan,” tambahnya.

Bima Arya mengaku, tidak mungkin mengandalkan RS swasta untuk menambah ruang isolasi. Tidak itu saja, kata Bima, tidak mungkin juga RSUD dijadikan 100 persen untuk menangani Covid-19.

Baca Juga: Bima Arya Mulai Siapkan RS Darurat Antisipasi Lonjakan Baru Pasien COVID-19

Karena ada pasien umum lainnya juga yang harus dilakukan perawatan. Saat ini ada 200 pasien non-Covid yang sedang dirawat di RSUD Kota Bogor.

“Itu sangat tidak memungkinkan. Yang jantung bagaimana, yang diabetes bagaimana, yang cuci darah bagaimana, yang kanker bagaimana. Itu harus tetap kita rawat, itu tanggung jawab kita juga,"

"Jadi saya minta tolong dicari tempatnya (RS Darurat) atau jejaring dengan Kabupaten Bogor. Tidak bisa itu kalau kita hanya mengharapkan RS swasta untuk menambah itu. Nambahnya paling satu atau dua. Saya khawatir terjadi lonjakan, tidak menampung dimana-mana,” tandasnya.

Baca Juga: Meninggal Dunia Akibat COVID-19 di Bogor Bertambah Jadi 161 Orang

Dalam menekan penyebaran COVID-19 di Kota Bogor, Bima Arya juga telah memperpanjang pembatasan sosial berskala mikro dan komunitas (PSBMK) yang dimulai 25 November hingga 8 Desember 2020.

Bima Arya menyebut keputusan yang tertuang dari SK Wali Kota Bogor Nomor 440.45-835 Tahun 2020 menyebut “Kota Bogor masih belum aman, saya ingatkan waspada terus. Terbanyak masih dari klaster keluarga,” ungkap Bima, Rabu 25 November 2020.

Selain itu, Bima Arya menyebutkan ada beberapa poin yang menjadi pertimbangan Pemkot Bogor harus memperpanjang PSBB, diantaranya adalah tren rata-rata kasus harian Covid-19 terus meningkat di Kota Bogor.

Baca Juga: Habib Rizieq Dirawat, Ini Penjelasan RS Ummi Kota Bogor

Maka dari itu, selain perpanjangan PSBMK, Bima Arya juga meminta Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor untuk menyiapkan skenario terburuk mengantisipasi lonjakan tersebut, terlebih jelang akhir tahun 2020.

“Pertambahan pasien masih tinggi mendekati angka 50 kasus per hari. Saat ini, rata-rata masih di 40-an, jangan sampai 50. Makanya saya bilang testing, tracing dan treatment harus ditingkatkan lagi. Saya minta unit lacak dimaksimalkan lagi di wilayah,” ungkap Bima Arya.

Bima menambahkan, Pemkot Bogor juga akan mulai menyiapkan alternatif RS darurat apabila situasi semakin tinggi lonjakan kasusnya.***

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah