Obat Covid-19 Belum Ditemukan, MUI Kabupaten Bogor Angkat Bicara Soal Kalung Antivirus Corona

17 Juli 2020, 18:06 WIB
Ketua MUI Kabupaten Bogor KH. Mukri Aji saat diwawancara di Mapolres Bogor. /Linna Syahria/Linna Syahrial

ISU BOGOR -Ketua Mejelis Ulama Indonesia Kabupaten Bogor, Jawa Barat KH. Mukri Aji angkat bicara soal kalung aromaterapi eucalyptus yang diklaim Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) sebagai antivirus corona penyebab Covid-19 beberapa waktu lalu.

"Obat Covid-19 itu belum ditemukan di 219 negara yang terkena wabah itu, bahkan Wuhan China yang jadi asal Covid-19 menurut informasi kan belum menemukan juga. Kalau Kementan sedang berupaya lewat kalung tidak apa-apa, terus kaji asal tidak membuat hal yang bertentengan dengan agama dan protokol kesehatan yang ada," jelasnya saat dihubungi isubogor.com di Bogor, Jumat, 17 Juli 2020.

Mukri Aji mejelaskan, memang tidak ada contoh langsung dari Agama Islam baik sunnah Rasulullah Muhammad maupun hukum langsung Alquran tentang cara penyembuhan wabah melalui kalung, akan tetapi sejauh adalah ikhtiar dari Kementan upaya tersebut tidak bertentangan dengan agama.

Baca Juga: Muncul di Twitter Dukacita Banjir Luwu, Presiden Joko Widodo Malah Diserang Kecaman Warganet

"Asal, jangan sampai percaya, bahwa yang menyembuhkan itu nantinya adalah kalung. Atau gara-gara kalung bisa sembuh, bahaya itu," ujarnya.

Ia menyakini, Menteri Pertanian dan lembaga terkait pasti melakukan sejumlah kajian ilmiah yang diperlukan dalam menyiarkan soal kalung aromaterapi antivirus Covid-19 temuannya itu.

"Apalagi Kementan, pasti akan mengkaji terus," katanya.

Meskipun, kata Mukri Aji, yang jelas pernah ada dilakukan Rasullah Muhammad sewaktu wabah terjadi di jamannnya yakni penyakit Lepra atau yang kini dikenal Kusta pada sekitar abad ke enam Masehi atau tahun ke dua Hijriyah, penduduk Madinah diimbau tidak ke Makkah dan sebaliknya untuk menghindari penyebaran penyakit tersebut seperti saat ini dilakukan isolasi sosial antar negara dan daerah.

"Padahal, Rasulullah dekat dengan Allah dan doanya mudah didengar Allah, tapi beliau tetap melakukan upaya pencegahan," ungkapnya.

Selain itu, lanjutnya menjelaskan, mengenai obat dahulu jika ditarik kepada kebiasaan Rasulullah Muhammad sering dilakukan dengan berdoa dan sebagai upaya adalah obat-obat tradisional dari tumbuh-tumbuhan.

 

Baca Juga: Berikut Ketentuan PSBB Pra Adaptasi Kebiasaan Baru di Kabupaten Bogor

"Sekarang penelitian berkembang dan kajian semakin diperdalam asalkan dari bahan-bahan yang memang cocok dari segala aspek, tidak ada masalah," jelasnya lagi.

Sebelumnya, Kemunculan rencana produksi massal Kalung yang diklaim sebagai antivirus Covid-19 hasil Balitbangtan oleh Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) membuat kontroversi di kalangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sampai masyarakat umum.

SYL sempat diundang rapat dengan Komisi IV DPR RI pada Selasa, 7 Juli 2020 dan mendapat kritik dari anggota dewan yang hadir dan meminta dirinya dan lembaganya berhati-hati untuk memakai kalung tersebut dihadapan publik karena dianggap perlu kajian lebih dalam.***

 

 

Editor: Linna Syahrial

Tags

Terkini

Terpopuler