Para Istri Wali Kota Berbagi Cerita Suka Duka di Talkshow APEKSI

20 April 2022, 16:41 WIB
Para Istri Wali Kota Berbagi Cerita Suka Duka di Talkshow APEKSI /Prokompim Kota Bogor
ISU BOGOR - Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) menggelar Virtual Talkshow Peran Penting Istri Wali Kota, secara virtual, Selasa 19 April 2022.

Virtual Talkshow ini dibuka langsung Ketua Dewan Pengurus APEKSI, Bima Arya dan diisi berbagai narasumber dari para Istri Wali Kota, tak terkecuali Yane Ardian yang turut membagikan pengalamannya.

"Ini sejarah baru bagi APEKSI, ini salah satu arah baru yang mengangkat satu topik yang sangat tidak biasa tetapi luar biasa," ujar Bima Arya mengawali sambutannya.

Baca Juga: Bima Arya Protes Omnibus Law karena APEKSI Tak Pernah Dilibatkan Dalam Perumusan

Bima Arya mengatakan, topik ini memang tidak biasa namun makna dan substansinya luar biasa, peran istri wali kota. Terdengar seperti topik ringan tapi jangan-jangan inilah yang menentukan maju mundurnya kota, berhasil tidaknya wali kota dan berjalan tidaknya program-program.

"Kita menyaksikan bagaimana kota-kota yang maju di Indonesia mengandung satu prinsip yang sekarang ini menjadi wajib hukumnya, yaitu kolaborasi dan sinergi," tuturnya.

Wali Kota Bogor ini menyebut, kota-kota yang maju dan bisa bergerak cepat dalam menuntaskan program-programnya semua melakukan kolaborasi dan sinergi. Kolaborasi dan sinergi tidak hanya 'dijahit' antara pemerintah kota secara kelembagaan dengan organisasi di luar Pemkot, namun juga bagaimana para istri wali kota secara piawai dan lincah mampu membangun kolaborasi yang lebih luas.

Baca Juga: Dampak Perang Rusia Ukraina, Wali Kota Mariupol: 5 Ribu Warga Sipil Tewas, Termasuk 210 Anak-anak

"Lebih informal namun langsung ke pokok persoalan. Tidak hanya persoalan terkait UMKM atau perekonomian tapi juga bisa masuk ke kesehatan, masuk ke konteks pemberdayaan keluarga, pendidikan dan isu lainnya," jelasnya.

Menurutnya, masih banyak isu-isu yang sering terlewat, isu-isu yang mungkin kalau tidak diingatkan ketua tim penggerak PKK maka isu tersebut tidak menjadi prioritas atau luput dari atensi utama, karena ada target-target lain. Padahal ia meyakini tugas pemimpin bukan hanya jangka pendek lima atau sepuluh tahun tetapi 10 sampai 20 tahun ke depan.

"Bicara stunting bukan bicara jangka pendek, bicara ODF bukan jangka pendek, bicara bonus demografi, disabilitas juga bukan jangka pendek dan yang bukan jangka pendek ini yang sebetulnya kunci utama dari proses perubahan kota untuk memberikan yang terbaik bagi warganya," jelasnya.

Baca Juga: Ukraina Klaim 15.300 Tentara Rusia Tewas, Wali Kota Chernihiv: Musuh Targetkan Rumah Sakit

Ia melanjutkan, disiinilah peran istri wali kota yang dengan lincah serta piawai membangun kolaborasi, mencoba menjembatani antara instrumen formal dan informal, berusaha untuk terus mengingatkan kepala daerah betapa pentingnya pemberdayaan keluarga, ekonomi, pendidikan, kesehatan.

"Di forum inilah kita akan melihat dan dengar bagaimana para istri dengan cara khasnya yang berbeda-beda melakukan perannya. Ada yang fokus ke dekranasda, ada yang ke pemberdayaan ekonomi, ada yang menukik ke kesehatan," katanya.

Pihaknya juga ingin mendengar suka duka yang bisa dibagi ke semua, bagaimana kiat mengingatkan wali kota, rahasia kolaborasi dan apa resepnya membawa PKK di masing-masing kota menjadi langganan juara, mendapatkan apresiasi karena pasti berkat membangun network atau kebersamaan.

Baca Juga: Ukraina Klaim 15.300 Tentara Rusia Tewas, Wali Kota Chernihiv: Musuh Targetkan Rumah Sakit

"Paling penting para istri wali kota ini bergerak membantu program-program Pemkot dengan segala keterbatasan dan anggaran. Banyak air mata, banyak tantangan dan dukanya, tapi ini yang jadi istimewa dari peran istri wali kota. Kita mulai tradisi dan gagasan baru, kolaborasi yang kita angkat juga penting untuk menguatkan sinergi antara istri wali kota, untuk berbagi dan menguatkan silaturahmi," katanya.***

 

Editor: Muhamad Husni Tamami

Tags

Terkini

Terpopuler