Penguatan 3 T, Pemkot Bogor Sebar 263 Tracer di 25 Puskesmas

5 Agustus 2021, 08:28 WIB
Ilustrasi. Pemerintah disarankan fokus mengejar target 3T (testing, tracing dan treatment), 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilitas dan interaksi, serta menjauhi kerumunan) dan capaian vaksinasi Covid-19. /Laksmi Sri Sundari/Galamedia/

ISU BOGOR – Sebanyak 263 tracer disebar di 25 Puskesmas di Kota Bogor. Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bogor, Bima Arya meminta agar terus menguatkan 3 T, yakni testing, tracing dan treatment dalam penanganan Covid-19 selain penerapan protokol kesehatan (Prokes).

"Utamanya kuatkan tracing agar bisa mencegah penularan, karena itu kuncinya," kata Bima Arya saat rapat evaluasi tracing di Paseban Suradipati, Balai Kota Bogor, Rabu 8 Agustus 2021.

Wali Kota Bogor ini mengakui, saat ini tugas tracer itu tidaklah mudah. Dibutuhkan skill atau kemampuan dan sistem. Bima Arya menyebut, ada 263 tracer yang tersebar di 25 puskesmas di Kota Bogor.

Baca Juga: ASN Peduli, Sisihkan Gaji, Borong UMKM dan Bagikan Kepada Warga Kota Bogor

Baca Juga: Seorang Pria di China yang Mengantuk Tak Sengaja Telan Sikat Gigi Saat Menyikat

Baca Juga: Kapal Tangker Inggris Dibajak Iran, Boris Johnson Kirim Pasukan Khusus Setelah Serangan di Lepas Pantai UEA

"Saat ini tugas tracer melakukan tracing 1 orang positif 15 kontak erat," sebutnya.

Dia menjelaskan, tracer memiliki tugas mengidentifikasi kontak erat, melakukan isolasi kontak erat terkonfirmasi positif Covid-19 dan melakukan monitoring.

"Mereka (tracer) juga dibantu Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk melakukan pengawasan. Jadi harus jelas semua tugasnya, saya akan sampaikan sore ini ke Pak Luhut hasil evaluasi ini," ujarnya.

Sementara itu, Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bogor, Masdalina Pane menyebut, saat ini jumlah tracer di Kota Bogor terbilang cukup, hanya tinggal bagaimana manajemen tracer di lapangan.

"Itu yang harus diperbaiki, supaya resources yang banyak ini bisa efektif untuk melakukan tracing di lapangan. Jumlah 263 tracer ini dinilai cukup sekali. Satu puskesmas bisa 10-15 tracer," kata Masdalina yang juga Ahli epidemiologi dari Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI).***

Editor: Chris Dale

Tags

Terkini

Terpopuler