Polemik Swab Habib Rizieq, Rocky Gerung: Ada Permainan Politik Dibalik Isu COVID-19 Ini

30 November 2020, 14:06 WIB
Beredar video diduga Habib Rizieq sedang berada di ruang rawat inap RS UMMI Bogor /Twitter/@lady_zeebo

ISU BOGOR - Sikap keluarga dah tim medis Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq yang menolak untuk menyerahkan hasil swab test kepada Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 terus menjadi polemik.

Bahkan, Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kota Bogor Bima Arya sempat menuding mempolisikan Rumah Sakit (RS) yang merawat Habib Rizieq dengan alasan menghalang-halangi dan menghambat tugas Satgas COVID-19.

Kisruh polemik hasil swab test Habib Rizieq ini dinilai sarat permainan politik Bima Arya, selaku orang nomor satu di Kota Bogor menggunakan kekuasaannya untuk mengintervensi pihak RS UMMI Bogor.

Baca Juga: FPI Sebut Hasil Swab Habib Rizieq Negatif Covid-19, Kini Sedang Istirahat di Petamburan

Baca Juga: Tidak Koordinasi Terkait Tes Swab Habib Rizieq, Bima Arya Polisikan RS UMMI Bogor

"Ngaco ini, kadang kala memakai bedil yang terlalu besar untuk menembak, nyamuk seperti itu, itu ajaib itu," ujar Rocky Gerung dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official yang diunggah Minggu malam 29 November 2020.

Rocky menilai Wali Kota Bogor Bima Arya terkesan mengambil inisiatif untuk menyumbang kepada Presiden Jokowi yang selalu mencari-cari kesalahan Habib Rizieq, diantaranya lewat isu COVID-19.

Padahal banyak pejabat negara yang positif tapi tidak dipublikasikan. Bahkan, Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sempat dikabarkan positif juga.

Baca Juga: Kisruh RS UMMI, Doni Monardo Minta Habib Rizieq Koorperatif Terkait Penanganan Corona

"Iya bahkan ada 8 pejabat negara yang positif tapi tak dipublikasikan. Ya waktu pak Luhut masuk rumah sakit juga tak dipublikasikan ke istana. Apa sengaja untuk mengalihkan persoalan, kan mestinya diklarifikasi dong," ungkapnya.

Sekarang pemerintah terkesan mencari-cari kesalahan Habib Rizieq lewat isu COVID-19.

"Iya itu ga benar, sampai pak luhut pulang dari Amerika, tahu-tahu justru pak luhut sehat, sehat. Jadi terlihat bahwa ada permainan dibalik isu COVID-19 ini, yaitu isu politik, jadi pemerintah ini mempolitisir COVID-19, mengkriminalkan orang, dengan alasan COVID-19," ungkapnya.

Bahkan permaian politik itu diduga adanya upaya untuk merampok uang negara dengan alasan COVID-19. "COVID-19 ini jadi permainan politik istana. Ya habib rizieq jelas aja akan disorot karena dia tokoh politik yang sedang kontroversi," jelasnya.

Baca Juga: Jadi Polemik Satgas Berikan 10.000 Masker di Acara Habib Rizieq, Doni Monardo Minta Maaf

Padahal sebetulnya hingga saat ini kasus positif COVID-19 ada 530 ribuan orang.Dari jumlah tersebut bisa diketahui yang positif siapa saja.

"Itu mereka (pejabat yang positif) kan itu juga sebagai data kuantitatif, yang diperlukan untuk analisis."

"Nah bagian dari 500 ribuan orang itu, pasti ada pejabat, mungkin separo dari kepala daerah yang lagi kampanye sudah kena COVID-19 semua," ujarnya.

Hanya karena daerah dianggap tidak terlalu penting, sehingga diabaikan.

Baca Juga: Hindari Polemik, Polisi Beberkan Fakta-Fakta Yodi Bunuh Diri

"Inikan Habib Rizieq dianggap penting, jadi ya saya anggap ini (apa yang dilakukan Bima Arya selaku Ketua Satgas COVID-19 Kota Bogor) sebagai tukar tambah politik," sindirnya.

Bahkan tak menutupkemungkinan hampir seluruh pejabat yang mengatasnamakan Satgas COVID-19 berusaha untuk mencari-cari kesalahan orang.

"Itu nggak benar itu, itu melanggar HAM, melanggar privasi, hak pasien, itu persoalannya. Kalau dia, konteks keluarga ya udah itu biar keluarga yang berhak menentukan," ungkapnya.****

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler