Washington Sudah Tahu Duluan Wagner Group Mau Kudeta Rusia, Ini Kata Media AS

- 25 Juni 2023, 18:40 WIB
Situasi di Rostov, Rusia, setelah Wagner Group melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Rusia.
Situasi di Rostov, Rusia, setelah Wagner Group melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Rusia. /Reuters/STRINGER/
ISU BOGOR - Pihak Amerika Serikat (AS) dikabarkan telah mengetahui rencana bos Wagner Grop, Evgeny Prigozhin untuk mengkudeta pemerintah Rusia. Bahkan, hal itu diketahui beberapa hari sebelum Prigozhin berbaris ke Moskow.

Informasi pihak AS telah mengetahui rencana Wagner Group mengkudeta pemerintahan Rusia itu sebagaimana dilaporkan The New York Time (NYT), pada Sabtu, 25 Juni 2023.

Menurut pejabat AS yang tidak disebutkan namanya yang diwawancarai oleh The New York Time, pemerintahan Presiden AS Joe Biden dan komandan militer diberi pengarahan tentang persiapan Wagner Group melakukan kudeta.

Hanya situasi meningkat pada Jumat malam, ketika Prigozhin menuduh Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia melancarkan serangan rudal mematikan di kamp Wagner, dan bersumpah akan melakukan pembalasan.

Baca Juga: Putin Tuduh Bos Wagner Berkhianat, Bersumpah Tumpas Pemberontakan di Rusia

Namun demikian, sebagaimana dilaporkan Russia Today, Minggu, 25 Juni 2023 pihak Kementerian membantah tuduhan tersebut dan hal itu dianggap sebagai "provokasi informasi."

Pada jam-jam berikutnya, pasukan Wagner merebut fasilitas militer di kota Rostov-on-Don, Rusia selatan, sementara Prigozhin mengumumkan bahwa pasukannya memulai "pawai untuk keadilan" dengan rencana mencapai Moskow.

Namun demikian, pada Sabtu, 24 Juni 2023 bos Wagner Group itu mendadak setuju untuk menghentikan rencana serangan dan segera menarik pasukannya dengan imbalan "jaminan keamanan". Hal itu sebagai bagian dari kesepakatan yang ditengahi oleh Presiden Belarusia Aleksandr Lukashenko.

Sementara itu menurut sumber NYT menyebut pihak Washington yang sudah mengetahui rencanca kudeta tersebut enggan memberitahu Presiden Rusia Vladimir Putin. Sebab, khawtair dianggap sebagai dalang dari pemberontakan tersebut.

Baca Juga: Putin dan Xi Jinping Duduk Bareng, Bahas Penyelesaian Krisis Akut di Ukraina

"Selain itu, AS juga sebetulmya memiliki sedikit minat untuk membantu Putin di tengah konflik Ukraina dan pertikaian Rusia dengan Barat," kata artikel tersebut.

Namun, para pejabat AS dilaporkan khawatir dengan kemungkinan konflik antara Prigozhin dan Moskow, karena mereka khawatir bahwa jatuhnya Rusia ke dalam kekacauan dapat menimbulkan risiko nuklir yang cukup besar.

Laporan NYT digaungkan oleh CNN, yang mengklaim pada hari Sabtu bahwa para pejabat AS yakin Prigozhin berencana untuk menantang militer Rusia "untuk beberapa waktu", tetapi tidak tahu apa tujuan utamanya.

Bahkan menurut sumber CNN, pejabat Barat memiliki pengetahuan sebelumnya tentang persiapan Prigozhin, termasuk upayanya mengumpulkan senjata dan amunisi.

Baca Juga: Putin Sebut Perang Ukraina sebagai Pertempuran untuk Kelangsungan Hidup Rusia

Namun, sumber outlet media tersebut mencatat bahwa semuanya terjadi dengan sangat cepat dan sulit untuk mengatakan apakah Bos Wagner Wagner Group itu serius menyampaikan ancamannya kepada militer Rusia.

Ketika pemberontakan Wagner Group masih berlangsung, Kementerian Luar Negeri Rusia memperingatkan Barat bahwa segala upayanya untuk menggunakan kerusuhan untuk mencapai tujuan Russophobia akan sia-sia.

Sementara itu, mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mencatat bahwa kudeta dalam tenaga nuklir besar dapat mengakibatkan konsekuensi bencana, dan Moskow tidak akan pernah membiarkan ini terjadi.***

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah