Akibat Pemadaman Listrik, Kota-kota di Gaza Alirkan Limbah ke Laut

- 31 Mei 2021, 11:00 WIB
Rudal yang belum meledak dan telah dijinakkan, yang menurut warga Palestina ditembakkan oleh pasukan Israel dalam serangan Israel, diletakkan di dekat jamaah yang melaksanakan ibadah Salat Jumat di dekat puing-puing sebuah masjid yang menurut saksi mata hancur akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza, Palestina.
Rudal yang belum meledak dan telah dijinakkan, yang menurut warga Palestina ditembakkan oleh pasukan Israel dalam serangan Israel, diletakkan di dekat jamaah yang melaksanakan ibadah Salat Jumat di dekat puing-puing sebuah masjid yang menurut saksi mata hancur akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza, Palestina. /Reuters/Ibraheem

ISU BOGOR - Akibat pemadaman listrik di Jalur Gaza yang disebabkan oleh blokade Israel, kota-kota di daerah kantong pantai Palestina mulai hari ini memompa limbah ke laut.

Selama lebih dari tiga minggu hingga sekarang, otoritas pendudukan Israel masih menutup perbatasan Karm Abu Salem yang melintasi perbatasan dengan Gaza.

Padahal pintu perbatasan itu adalah satu-satunya gerbang yang memungkinkan Israel untuk menyalurkanb komoditas dasar diantaranya bahan bakar dan gas ke jalur itu.

Baca Juga: Israel Terus Melancarkan Aksi Kejinya Lewat Lusinan Rudal di Jalur Gaza, Total 58 Anak-anak Tewas di Palestina

Kondisi ini telah melumpuhkan kemampuan pabrik pengolahan limbah lokal untuk berfungsi seperti biasa.

Sehingga mendorong pemerintah kota untuk mulai membuang limbah ke laut meskipun terdapat polusi dan bahaya alam yang ditimbulkannya.

Perusahaan Listrik Gaza (GEC) mengatakan hingga saat ini sedang bergulat dengan kesulitan keuangan dan fisik yang besar untuk mendapatkan bahan bakar.

Baca Juga: Media Israel Soroti Serangan Roket di Jalur Gaza: PM Netanyahu Janji Tingkatan Serangan Balasan

Sebab itu merupakan untuk satu-satunya pembangkit listrik di Gaza, mengingat penutupan perbatasan Israel Karm Abu Salem yang sedang berlangsung dan kekurangan pasokan yang paling dibutuhkan.

"Kita terpaksa mempersingkat waktu rata-rata pasokan listrik untuk setiap rumah tangga di daerah kantong pantai menjadi rata-rata harian tidak lebih dari empat jam," tulis WAFA News Agency.

GEC memperingatkan berlanjutnya konsekuensi dari kekurangan listrik akut di sektor vital di Gaza, termasuk sektor kesehatan, rumah sakit, dan sektor sanitasi.

Sebab, beberapa kota terpaksa mengalirkan air limbah tanpa pengolahan ke lapangan terbuka dan ke laut, yang merupakan ancaman nyata bagi kehidupan warga dan lingkungan laut.

"Otoritas pendudukan Israel terus menghalangi pemeliharaan transmisi tenaga listrik dan jalur distribusi yang dilanda agresi Israel baru-baru ini," jelasnya.

Mereka memperingatkan bahwa tindakan pendudukan Israel tersebut mengancam untuk mengarah pada kemungkinan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari kehancuran total sistem kesehatan Gaza dan fasilitas penting lainnya.

Perusahaan menekankan bahwa kekurangan bahan perawatan yang parah akan mencegahnya melanjutkan perbaikan listrik, karena menunjukkan kebutuhan mendesak untuk mendapatkan bahan-bahan tersebut.

Pemerintah Israel bertanggung jawab langsung atas kehidupan ribuan warga sipil dan runtuhnya sistem kesehatan dan sektor air limbah, karena ribuan meter kubik air limbah yang tidak diolah dibuang ke lingkungan Gaza, menyusup dan mencemari akuifer pesisir serta Gaza. pantai laut.***

 

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: WAFA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah