Satgas Covid-19: Mobilitas Warga Provinsi Banten dan Jawa Barat Tertinggi ke Tempat Wisata Paska Idul Fitri

- 23 Mei 2021, 17:49 WIB
Ilustrasi tempat wisata.
Ilustrasi tempat wisata. /PIxabay/holzijue /

ISU BOGOR - Mobilitas warga di 28 provinsi yang berkunjung ke tempat wisata sepekan paska Idul Fitri masih terjadi peningkatan.

Menurut Ketua Sub Bidang Data dan Informasi Teknologi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 (STPC-19) Dewi Nuraisyah menjelaskan angka mobilitas ke tempat wisata di 34 provinsi paska Idul Fitri 1442 H (13-19 Mei 2021).

"Dari 34 ada 28 provinsi yang menunjukan adanya kenaikan mobilitas ke tempat wisata paska Idul Fitri dari tanggal 13-19 Mei 2021 dengan rata-rata kenaikan 19,76 persen dengan rentang 0,7 persen sampai dengan 46,6 persen," ungkapnya dalam Rapat Kordinasi Satgas Penangan Covid-19 yang digelar secara daring pada Minggu 23 Mei 2021.

Baca Juga: 10 Provinsi Alami Kenaikan Kasus Positif Aktif Covid-19 Dalam Sepekan Terakhir

Ia menjelaskan dari 28 provinsi itu yang mobilitas warga yang berkunjung ke tempat wisata itu terjadi di Provinsi Banten (46,6 persen), Jawa Barat (45,9 persen), Jawa Tengah (40,9 persen), Gorontalo (37,3 persen) dan Sulawesi Tengah (35,9 persen).

"Adapun gambaran mobilitas dari masing-masing provinsi ke tempat wisata berdasarkan pulau, terlihat cukup berbeda rate papernya tidak seperti ke pusat perbelanjaan. Puncak mobilitasnya terjadi pada tanggal 14-15 Mei 2021 yaitu satu hari dan dua hari setelah Idul Fitri," jelasnya.

Menurutnya, berdasarkan pulau data mobilitas penduduk ke tempat wisata untuk Jawa diwakili Banten maksimalnya sampai dengan 89 persen, NTB (27 persen), Kalimantan Utara (52 persen), Gorontalo (57 persen), Riau (70 perse) dan Maluku sebesar 60 persen mewakili pulau Maluku dan Papua.

Baca Juga: Kasus Positif Paska Idul Fitri, Satgas COVID-19: Ada Kenaikan Dalam Enam Hari Terakhir

Terkait dengan antisipasi potensi kenaikan kasus paska Libur Idul Fitri, pihaknya melihat jumlah kasus aktif harian akan lebih dipotong waktunya dari awal Mei sampai dengan saat ini.

"Kita melihat dari tanggal 8 Mei sampai dengan 18 Mei tren kasus aktif kita masih terjadi penurunan, kurang lebih dalam waktu 11 hari terjadi penurunan 11.489 kasus. Namun per tanggal 19 Mei 2021 kita mulai melihat adanya tren kenaikan jumlah kasus aktif di level nasional dalam empat hari terakhir terjadi kenaikan jumlah kasus aktif sebesar 3.411, ini harus menjadi alert bagi kita semua," paparnya.

Salah satu hal yang berpengaruh adanya tren kenaikan kasus aktif karena terkait dengan mobilitas penduduk yang memang jika dilihat pada saat diterapkan larangan mudik mulai tanggal 6-17 Mei terjadi penurunan jumlah pergerakan penduduk yang sangat siginifikan.

"Namun yang harus kita garis bawahi kita melihat adanya kenaikan pergerakan penduduk pada masa kondisi larangan mudik itu sendiri, sehingga kalau kita lihat terjadi kenaikan mobilitas keluar dari daerah pada masa pra kondisi yang puncaknya terjadi pada tanggal 6 Mei 2021 dan sudah mulai bergerak sebenarnya sejak tanggal 1 Mei 2021," jelasnya.

Dikarenakan adanya peningkatan pergerakan penduduk, ada kemungkinan juga potensi kenaikan kasus di daerah tujuan mudik.

"Yang dimaksud daerah tujuan maka akan terjadi kenaikan kasus yang mungkin sudah dimulai sejak pertengahan Mei 2021 atau sekitar 2 Minggu setelah mobilitas itu terjadi," jelasnya.***

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x