Kasus Positif Pasca Idul Fitri Meningkat Dalam Enam Hari Terakhir

- 23 Mei 2021, 17:38 WIB
Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. /Unsplash/Martin Sanchez

ISU BOGOR - Ketua Sub Bidang Data dan Informasi Teknologi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 (STPC-19) Dewi Nuraisyah menyebut ada kenaikan dalam enam hari terakhir.

Menurutnya berdasarkan data perkembangan jumlah kasus aktif nasional mingguan mengalami penurunan setelah beberapa pekan sebelumnya sempat mengalami peningkatan.

"Update kasus Covid-19 per hari kemarin 22 Mei 2021 jumlah kasus aktif kita berada pada angka 91,240 atau sekitar 5,15 persen, sudah turun 48,4 persen dari puncak. Dalam enam hari terakhir kita sudah melihat adanya tren kenaikan," ungkap Dewi dalam rapat kordinasi Satgas Covid-19 yang digelar secara daring Minggu 23 Mei 2021.

Baca Juga: Antisipasi Varian Baru Covid-19 di Kabupaten Bogor, Ade Yasin: Ada Sanksi Bagi Perusahaan Pelanggar Prokes

Dalam rapat kordinasi dengan topik 'Pencegahan dan Antisipasi Lonjakan Kasus Pasca Idul Fitri' ini, Dewi menyebutkan jika biasanya mengalami penurunan ini dalam satu minggu terakhir ada penambahan kasus aktif sebesar 440 kasus dalam enam hari terakhir.

"Kemudian terkait dengan angka kematian, saat ini angka kematian kita, kemarin sempat menginjak angka 2,8 persen, kemudian pada hari ini sudah turun 2,78 persen. Namun tetap angka ini masih cukup tinggi karena kemarin kita masih memiliki target kalau bisa terus diturunkan bahwa jauh dibawah 2,78 persen," paparnya.

Adapun dengan angka kesembuhan saat ini di angka 92,06 persen, masih terus bergerak naik. Kemudian angka pemeriksaan spesimen sebagaimana disampaikan pada pekan lalu sempat melihat ada tren penurunan kemungkinan disebabkan karena operasional laboratorium terbatas pada saat libur panjang.

Baca Juga: Penyebaran Covid-19 di Perumahan Griya Melati Bogor Bertambah, Bima Arya Kontak Menkes

"Tapi kemudian pada pekan ini kembali terjadi kenaikan sehingga kita bisa melihat angka perbandingan rata-rata jumlah spesimen diperiksa di bulan Mei dan April tidak terlalu jauh berbeda yakni kurang lebih 62 ribu spesimen diperiksa setiap harinya," katanya.

Sementara untuk jumlah orang yang diperiksa trennya sama dengan pekan lalu saat libur panjang mengalami penurunan, namun saat ini sudah kembali naik.

"Sehingga meskipun angkanya masih dibawah bulan April, ini masih ada sekitar delapan hari lagi untuk kita lihat jumlah pemeriksaan di bulan Mei dengan angka rata-rata pemeriksaan orang yang diperiksa sekitar 40 ribu per harinya," jelasnya.

Sedangkan untuk angka positivity rate, Satgas Covid-19 sempat melihat kenaikan, kemudian kembali terjadi tren penurunan.

"Sehingga angka rata-rata positivity rate bulan April tidak terlalu jauh berbeda di angka 11,77 persen, sedangkan di bulan Mei 11,91 persen. Namun kita juga harus melihat lebih detail lagi pada level provinsi, karena setiap provinsi memiliki kecenderungan angka positivity rate berbeda," jelasnya.

Terkait dengan standar pemeriksaan World Health Organizations (WHO), dikarenakan sempat libur panjang, Indonesia hanya mencapai 75 persen dari standar yang ditargetkan.

"Namun pada pekan ini yang baru enam hari belum satu minggu kita sudah melebihi standar jumlah pemeriksaan yang ditetapkan oleh WHO diangka 112 persen," ungkapnya.

Adapun mengenai tren persentase kasus aktif yang ada di Indonesia, menurutnya sebagian besar mengalami penurunan. Namun di beberapa provinsi masih terjadi kenaikan diantaranya adalah DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan, Aceh, NTB, Kepulauan Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Gorontalo, Maluku Utara.

"Sehingga kurang lebih pada enam hari terakhir terdapat 10 provinsi yang masih mengalami kenaikan tren persentase kasus aktif, 23 provinsi yang lain trennya menurun dan ada satu provinsi dengan angka kasus aktif yang tetap," jelasnya.

Sedangkan untuk kasus kematian yang masih menjadi concern Satgas Covid-19 ada cukup banyak Provinsi yang maish mengalami kenaikan angka kematian diantaranya adalah Aceh, Bali, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Papua, Riau, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Lampung, Sumatera Selatan, NTB, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, NTT, DIY, Banten, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Papua Barat, Jambi dan Kalimantan Barat.

"Sehingga kalau kita lihat dari keseluruhan 33 Provinsi masih ada banyak provinsi yang mengalami kenaikan persentase angka kematian, hanya ada sembilan yang mengalami penurunan sedangkan empat provinsi lain memiliki angka kematian yang tetap," jelasnya.***

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah