Mantan Ajudan Obama Diduga Promosikan Amal Terkait Hamas: ‘Dukung Mereka Sebisa Anda’

- 20 Mei 2021, 19:21 WIB
Mantan Ajudan Obama Promosikan Amal Terkait Hamas: ‘Dukung Mereka Sebisa Anda’
Mantan Ajudan Obama Promosikan Amal Terkait Hamas: ‘Dukung Mereka Sebisa Anda’ /Twitter @crookedmedia

ISU BOGOR - Perusahaan Crooked Media, yang didirikan oleh Mantan Ajudan Presiden Barrack Obama, telah men-tweet namun kemudian menghapus kembali pesan tentang promosi kelompok militan Palestina Hamas, lapor outlet berita Washington Free Beacon.

Hal itu dilakukan di tengah gejolak antara Israel dan Palestina di Jalur Gaza Pada hari Rabu 19 Mei 2021.

Terlebih pemerintah Zionis Israel berjanji untuk terus berjuang meskipun Presiden AS Joe Biden dalam kontak telepon sebelumnya dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mendesak adanya penurunan yang signifikan dalam konflik Israel-Palestina.

Baca Juga: Yahudi Murka saat Eks PM Swedia Bandingkan Pasukan Israel di Masjid al-Aqsa dengan 'Mengirim Nazi ke Vatikan'

Kelompok Hamas hingga saat ini masih terlibat baku tembak roket berat dengan militer Israel di tengah eskalasi ketegangan terbesar keduanya dalam beberapa tahun terakhir.

Saat kekerasan berkecamuk di Israel, Crooked Media, yang didirikan oleh staf Gedung Putih Obama Jon Favreau, Jon Lovett, dan Tommy Vietor, telah berfokus pada situasi kemanusiaan di Jalur Gaza, tempat pemerintah Hamas mendasarkan operasinya.

Promosi perusahaan amal Islamic Relief (IRW) datang hanya beberapa bulan setelah Departemen Luar Negeri memutuskan hubungan lama dengan payung organisasi IRW dengan alasan mempromosikan anti-Semitisme.

Baca Juga: Indonesia Minta Penghentian Kekerasan di Palestina Bisa Berkelanjutan

IRW dan para pemimpinnya, kata Departemen Luar Negeri sebelum mantan presiden Trump meninggalkan jabatannya, secara konsisten membuat pernyataan anti-Semit dan menyatakan dukungan untuk Hamas.

Unggahan media sosial dari para pemimpin senior Islamic Relief memuji para pemimpin Hamas dan menyebut orang-orang Yahudi sebagai "cucu monyet dan babi".

Israel menunjuk badan amal itu sebagai pendukung terorisme. Kongres pada tahun 2017 berusaha untuk melarang pemerintah Amerika memberikan dana kepada badan amal tersebut, yang pada saat itu menerima bantuan pembayar pajak dari pemerintahan Obama.

James Richardson, direktur Kantor Bantuan Luar Negeri Departemen Luar Negeri, mengatakan kepada Free Beacon pada bulan Januari bahwa Islamic Relief Worldwide (IRW) tidak lagi menjadi mitra amal.

"Mengingat apa yang kami ketahui tentang IRW, Departemen dan [Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat] harus bertindak dengan sangat hati-hati dan menghindari kemitraan dengan IRW di masa mendatang."

Menurut LSM Monitor, sebuah kelompok pengawas yang melacak kelompok nirlaba menyebutkan Dinas keamanan Israel pada tahun 2014 menuduh IRW menyalurkan uang ke Hamas.

Organisasi keamanan Shin Bet negara itu dilaporkan memberikan informasi yang memberatkan terhadap IRW hingga menyebabkan mereka dilarang beroperasi di Israel dan Tepi Barat.

IRW juga bertindak sebagai "pusat donasi dari badan amal yang dituduh terkait dengan Al Qaeda dan kelompok teror lainnya," menurut penyelidikan tahun 2013 yang dilakukan oleh Gatestone Institute.

Badan amal itu didirikan oleh Union of Good, sebuah organisasi yang ditunjuk AS yang dibuat oleh Hamas untuk menyalurkan uang ke aktivitas terorisnya.

Islamic Relief Worldwide juga dilaporkan memiliki hubungan dengan Ikhwanul Muslimin Mesir, sebuah kelompok ekstremis radikal.

Pada tahun 2006, seorang karyawan IRW di Jalur Gaza ditangkap oleh otoritas Israel dengan tuduhan mentransfer dana ke Hamas.

Karyawan tersebut juga dikabarkan mengaku bekerja langsung dengan anggota Hamas.

Crooked Media tidak menanggapi permintaan komentar.

Crooked Media telah mengkritik Israel di Twitter.

Secara khusus, Vietor menuduh negara itu menggunakan terlalu banyak kekuatan karena berusaha membasmi Hamas.***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Freebeacon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah