Kronologi Jurnalis AS Tewas di Ukraina, Diduga Ditembak Pasukan Rusia

14 Maret 2022, 13:51 WIB
Kronologi Jurnalis AS Tewas di Ukraina, Diduga Ditembak Pasukan Rusia /The Guardian/Ukrinform
 
ISU BOGOR - Jurnalis AS Brent Renaud yang juga dikenal sebagai seorang pembuat film tewas di Kota Irpin, tak jauh dari Kiev, Ukraina.

Renaud dikabarkan sebagai seorang pemenang penghargaan yang karyanya telah muncul di New York Times dan outlet lainnya.

Renaud saat ditemukan tewas mengantungi identitas sebagai jurnalis AS yang bekerja di New York Times.

Baca Juga: Jurnalis AS Tewas di Ukraina, Ini Tanggapan New York Times

Polisi Ukraina dilaporkan tewas oleh pasukan Rusia. Renaud, 51, ditembak di leher dan meninggal setelah diserang Rusia saat bekerja pada hari Minggu, menurut pejabat polisi setempat.

Dilansir dari The Guardian, Senin 14 Maret 2022, klaim tersebut hingga saat ini tidak bisa diverifikai secara independen.

Meski demikian Jane Ferguson, seorang reporter untuk PBS Newshour yang berada di dekatnya ketika Renaud terbunuh mengatakan bahwa Renaud terbaring dibawah selimut.

Baca Juga: Wartawan New York Times Tewas Ditembak di Kota Irpin Ukraina

“Baru saja meninggalkan tempat pinggir jalan dekat Irpin di mana tubuh jurnalis Amerika Brent Renaud terbaring di bawah selimut.

"Petugas medis Ukraina tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantunya pada tahap itu. Petugas polisi Ukraina yang marah: 'Beri tahu Amerika, beri tahu dunia, apa yang mereka lakukan pada seorang jurnalis.'” tulisnya di akun twitter.

Sementara itu, Clifford Levy, wakil redaktur pelaksana New York Times, mengeluarkan pernyataan di Twitter yang mengklarifikasi bahwa Renaud tidak ditugaskan untuk surat kabar tersebut, bertentangan dengan laporan sebelumnya.

Baca Juga: Prihatin, Jurnalis Ukraina Ungkap Kondisi Terkini Warga Sipil: Mereka Frustrasi...

“[The New York Times] sangat sedih mengetahui kematian seorang jurnalis Amerika di Ukraina, Brent Renaud. Brent adalah seorang fotografer dan pembuat film berbakat, tetapi dia tidak sedang ditugaskan untuk New York Times di Ukraina.

Laporan awal bahwa dia bekerja untuk Times beredar karena dia mengenakan lencana pers Times yang dikeluarkan untuk tugas bertahun-tahun yang lalu.

“Kematian Brent adalah kehilangan yang mengerikan. Wartawan pemberani seperti Brent mengambil risiko luar biasa untuk menjadi saksi dan memberi tahu dunia tentang kehancuran dan penderitaan yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina," tambah Levy.

Baca Juga: Konvoi Tank Rusia Berhenti di Luar Kyiv, Jurnalis Ini Ungkap Penyebabnya

Kepala polisi wilayah Kiev, Andrei Nebitov, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para penjajah itu telah dengan sini membunuh jurnalis AS.

"Para penjajah secara sinis membunuh bahkan jurnalis media internasional yang mencoba menunjukkan kebenaran tentang kekejaman pasukan Rusia di Ukraina," ungkapnya.

Kronologi

Arredondo, 45, pemenang World Press Photo dan asisten profesor di Universitas Columbia, mengatakan dia dan Renaud pergi ke Irpin untuk memfilmkan pengungsi yang melarikan diri dari kota.

Lalu mereka ditembaki oleh pasukan di dekat pos pemeriksaan. Difilmkan menggambarkan apa yang terjadi saat dia menerima perawatan di rumah sakit, dia menyarankan mereka untuk menyergap.

“Kami melintasi jembatan pertama di Irpin. Kami akan merekam semua pengungsi yang pergi. Kami masuk ke mobil … Seseorang menawarkan untuk membawa kami ke jembatan lain dan kami melewati pos pemeriksaan dan mereka mulai menembaki kami.

“Jadi pengemudi itu berbalik, dan mereka terus menembak … dan ada kami berdua. Teman saya adalah Brent Renaud dan dia telah ditembak dan ditinggalkan," ungkap Arredondo.

Ketika pewawancara bertanya bagaimana keadaan Renaud, Arredondo mengaku tidak tahu.

"Saya melihat dia tertembak di leher. Dan kami berpisah," ungkapnya.

Menanggapi kasus tersebut, penasihat keamanan nasional AS, Jake Sullivan, mengatakan jika sebenarnya seorang jurnalis Amerika terbunuh, itu adalah peristiwa yang mengejutkan dan mengerikan.

"Ini adalah satu lagi contoh kebrutalan Vladimir Putin dan pasukannya saat mereka menargetkan sekolah, masjid, rumah sakit, dan jurnalis.

“Dan itulah mengapa kami bekerja sangat keras untuk memberikan konsekuensi berat padanya, dan mencoba membantu Ukraina dengan segala bentuk bantuan militer yang dapat kami kumpulkan, untuk dapat melawan serangan gencar pasukan Rusia ini," ungkap Jake Sullivan.***

 

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler