Hari Perempuan Sedunia 2021, Franka Makarim: Seorang Superwoman Harus Percaya Diri

8 Maret 2021, 20:35 WIB
Franka Makarim /Kemendikbud

ISU BOGOR - Franka Makarim, istri dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim menyatakan bahwa seorang superwoman adalah perempuan yang menyadari bahwa dirinya dapat melakukan apapun yang ia cita-citakan.

Menurut Franka Makarim, nilai-nilai kepemimpinan dalam diri seorang perempuan tercermin dari kepercayaan diri dan rasa tanggung jawab yang ia miliki.

“Saya berterima kasih sekali pada Ibu saya yang telah membesarkan saya juga Eyang saya, yang dalam usia tuanya tetap aktif bekerja dan berorganisasi," kata Franka dalam peringatan Hari Perempuan Sedunia secara daring di Jakarta, Senin 8 Maret 2021.

Baca Juga: Amalan dan Doa Menjelang Isra Miraj, Kamis 11 Maret 2021 atau 27 Rajab 1442 Hijriah

Pada kesempatan ini, Franka Makarim sengaja mengungkapkan kisah masa kecilnya. Di mana saat berusia 9 tahun, ia dibesarkan oleh ibu dan neneknya karena sang ayah telah meninggal dunia.

Menurutnya, keteladanan dan nilai tanggungjawab yang ditunjukkan oleh kedua wanita tersebut. Kedua perempuan itu, kata dia, telah menumbuhkan keyakinan dan rasa percaya dirinya untuk melakukan segala sesuatu dengan penuh tanggung jawab.

"Wanita-wanita inilah yang telah memberikan contoh dalam hidup saya, bahwa kita bisa melakukan apa yang kita mau dan bertanggungjawab. Baik itu di rumah bersama keluarga maupun dalam memberi dampak pada masyarakat,” jelas Franka yang juga sebagai pendiri label perhiasan Nusantara Tulola Jewelry.

Baca Juga: Hari Perempuan Internasional 2021, Pandemi Covid-19 Ancam Kesetaraan Gender di Inggris

Franka mengakui, secara global, makin banyak dukungan di antara sesama perempuan untuk terus maju menjalankan perannya.

“Kita punya tanggung jawab sebagai istri, ibu, dan karyawan atau pekerja, misalnya. Ini laki-laki juga punya tanggungjawab pada keluarga dan pekerjaan. Bagaimana kita membagi tanggung jawab di rumah dan dalam pekerjaan, ini semoga bisa semakin dilakukan,” ujarnya.

Senada dengan itu, Irjen Kemendikbud, Chatarina Girsang mengatakan, bahwa superwoman adalah perempuan yang dapat melakukan apa saja di manapun posisinya saat ini.

Baca Juga: MIRIS ! Kwon Mina Eks AOA Alami Pelecehan Seksual Oleh Selebriti Pria Semasa Sekolah Menengah. Siapa Dia?

“Seorang superwoman harus percaya diri (bahwa) dia bisa mencapai cita-cita dan saya meyakini, perempuan dikaruniai Tuhan kemampuan mengerjakan segala sesuatu dalam waktu bersamaan, yaitu multitasking,” ungkap Chatarina.

Chatarina menyoroti pentingnya peran keluarga dalam membentuk karakter anak perempuan.

Ia mengaku sejak kecil, ayahnya mendidik anak-anak perempuannya untuk berani maju, bermanfaat bagi sesama, dan tidak perlu takut.

"Asalkan kami bertindak sesuai prinsip yang benar. Tidak perlu juga takut bersaing dengan laki-laki, karena perempuan punya hati yang kuat dan luas untuk berbagi dengan sesama,” ungkap Chatarina.

Baca Juga: Luncurkan Program Kampus Mengajar, Nadiem Anwar Makarim: Saya Ingin Menantang Mahasiswa

Sementara itu, Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Angkie Yudistia, menyoroti bahwa peran perempuan masih terkendala stigma yang ada di masyarakat, khususnya bagi perempuan difabel.

Ia mengungkap kesulitan yang kerap dihadapi karena sebagai perempuan penyandang disabilitas, ia harus memakai alat bantu dengar.

“Tetapi, bagi perempuan, hanya ada dua pilihan. Mau menyerah atau optimis? Alangkah sayangnya kalau kita menyerah,” ujar Angkie seraya mendorong kaum perempuan untuk juga menguasai teknologi dan literasi finansial di era modern ini.

“Kita harus punya pola pikir bagaimana beradaptasi dengan keterbatasan ini,” imbuh Angkie yang merupakan pendiri Thisable Enterprise itu.

Ditambahkan Chatarina, salah satu tantangan besar bagi perempuan sebagai pemimpin adalah dalam membagi waktu dan peran.

Oleh karena itu, ia menuturkan bahwa perempuan harus mampu beradaptasi percaya diri, berani, dan memiliki empati pada sesama.

“Ketika saya di rumah, saya melepaskan titel dan jabatan. Pengertian dan dukungan keluarga sangatlah penting. Sejak awal, suami dan anak-anak saya sangat mendukung, maka saya mampu berkiprah di Kemendikbud. Dengan kehadiran teknologi, kapanpun saya dapat berkomunikasi dengan keluarga,” terang Chatarina.

Menyambung pernyataan sebelumnya, Angkie juga menegaskan bahwa perempuan harus belajar menerima kondisi diri sendiri dan berdamai dengan perbedaan yang ada.

“Berbeda itu tidak apa-apa. Justru dengan berbeda, lebih banyak nilai-nilai yang kita pelajari bersama. Perempuan dapat membangun cinta terhadap diri sendiri, dan kemudian bisa menumbuhkan rasa mencintai dan menyayangi sesamanya,” katanya.***

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler