Din Syamsuddin Dituduh Radikal, Mahfud MD: Beliau Kritis Bukan Radikalis

13 Februari 2021, 16:08 WIB
Din Syamsudin / /Pikiran Rakyat

ISU BOGOR - Din Syamsuddin yang dituduh radikal oleh Gerakan Anti Radikalisme Alumni ITB (GAR ITB) mendapat pembelaan dari sejumlah kalangan. Termasuk Menteri Kordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopulhukam) ikut angkat bicara dan membelanya.

Menurut Mahfud MD, Din Syamsuddin adalah pengusung moderasi agama. Sehingga Mahfud tidak sepakat jika Din Syamsudin dicap sebagai penganut paham radikal atau radikalisme.

"Pemerintah tidak pernah menganggap Din Syamsuddin radikal atau penganut radikalisme," kata Mahfud MD dalam unggahannya di akun tiwtter @mahfudMD pada Sabtu 13 Februari 2021.

Baca Juga: Aktivis Muhammadiyah: Din Syamsudin Menikahi Cucu Pendiri Pesantren Gontor

Lebih lanjut, Mahfud MD menyebutkan, Din Syamsudin adalah sosok yang mengusung moderasi agama dengan dukungan pemerintah. Sehingga tidak tepat jika Din Syamsudin dituduh radikal.

"Pak Din itu pengusung moderasi beragama (Wasathiyyah Islam) yang juga diusung oleh pemerintah.Dia jg penguat sikap Muhammadiyah bhw Indonesia adalah 'Darul Ahdi Wassyahadah'. Beliau kritis, bukan radikalis," tulis Mahfud.

Seperti diketahui, GAR ITB melaporkan Prof Din Syamsuddin ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) karena dianggap melanggar kode etik aparatur sipil negara (ASN) atas tuduhan radikalisme.

Baca Juga: Mahfud MD, FPI Front Perempuan Islam Boleh, Forum Penjaga Ilmu Boleh

Din Syamsuddin lahir di Sumbawa Nusa Tenggara Barat. Berasal dari keluarga pejuang kebangsaan dan dari salah satu leluhurnya sampai ada yang dibuang ke Afrika Selatan oleh Kolonial Belanda.

Din Syamsuddin di kala muda pernah aktif di Nahdlatul Ulama, namun kemudian beralih menjadi aktivis bahkan Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).

Din menempun pendidikan di Pesantren Gontor, kemudian melanjutkan ke IAIN Syarif Hidayatullah, setelah itu kemudian menempuh pendidikan hingga meraih doktor ilmu politik di University of Californsia (UCLA) di Amerika Serikat pada tahun 1991.***

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler