Cerita Jenderal Wismoyo Arismunandar dan Jalan Kaki Ratusan Kilometer Temukan Death Letter Box di Hutan Borneo

29 Januari 2021, 16:28 WIB
Cerita Jenderal Wismoyo Arismunandar dan Jalan Kaki Ratusan Kilometer Temukan Death Letter Box di Hutan Kalimantan ///Twitter/@edo751945

ISU BOGOR - Almarhum Jenderal (Purn) Wismoyo Arismunandar banyak meninggalkan kesan mendalam bagi koleganya. Baik di kalangan TNI maupun di dunia olahraga nasional.

"Kesan saya tentang Alm Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar demikian dalam. Saya tahu sejak saya kenal dari awalnya dulu waktu masih muda," kata Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal (Purn) AM Hendropriyono di akun media sosialnya bercerita tentang sosok Jenderal Wismoyo Arismunandar, Jumat 29 Januari 2021.

Menurutnya, Wismoyo Arismunandar adalah seorang atlet judo nasional sampai mencapai Dan 3 Sabuk Hitam dari Kodokhan Jepang.

Baca Juga: Wismoyo Arismunandar Meninggal Dunia di RS Pondok Indah Jakarta Hari Ini

"Selain karier perjalanan hidupnya di militer yang cemerlang, beliau juga menjadi Ketua Umum Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) dimana saya menjadi wakilnya," katanya.

AM Hendropriyono merasa sosok Wismoyo Arismunandar adalah seorang yang mumpuni sebagai seorang pemimpin di mana saja, di militer, kemudian di bidang olahraga.

Foto Jenderal (Purn) AM Hendropriyono bersama Almarhum Jenderal (Purn) Wismoyo Arismunandar saat Munas Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) 2003.* /Instagram @AM.Hendropriyono

"Pak Wismoyo yang saya tahu dan ingat adalah seorang yang pintar, inovatif, banyak sekali penemuan dan pemikiran yang out of the box," kenangnya.

Baca Juga: Cegah Kerumunan, Jalan Jenderal Sudirman Diberlakukan Sistem Buka Tutup

Bahkan, lanjut dia bercerita, pada waktu Wismoyo bertugas di Kalimantan Barat pada tahun 1969-1970, sempat menemukan Death Letter Box atau sistem komunikasi rahasia saat perang gerilya.

"Pak Wismoyo adalah satu-satunya tentara yang menemukan apa yang disebut Death Letter Box, ketika kita sedang melakukan operasi militer anti gerilya dari Pasukan Gerilya Rakyat Serawak / Paraku di Malaysia," paparnya.

Sistem komunikasi dari Pasukan Gerilya itu menggunakan Death Letter Box, yaitu kurir membawa pesan dari satuan induknya untuk satuan induk yang lainnya, kurir itu meletakkan suratnya di dalam tanah, diambil oleh kurir yang lainnya nanti di tempat yang sudah disepakati sebelumnya.

Baca Juga: Ini 5 Calon Kapolri yang Diusulkan, Mahfud MD: Semuanya Jenderal Bintang Tiga

"Pak Wismoyo dengan pasukannya bergerak ratusan kilometer jalan kaki di tengah hutan rimba, yang pada waktu itu bahkan ketika siang hari kita tidak bisa melihat matahari karena tertutup oleh pohon yang besar," ungkapnya.

Kemudian yang paling berkesan saat memimpin operasi militer dengan jalan kaki beratus-ratus kilometer,almaharhum dalam kondisi puasa.

"Pak Wismoyo jalan kaki dalam keadaan puasa, karena itu aneh dia bisa menemukan satu tempat yang digali kemudian ditemukan surat," ujarnya.

Baca Juga: Jenderal Bintang Tiga Ini yang Berpeluang Jadi Kapolri Gantikan Idham Azis

Kemudian, lanjutnya, karena itu bisa terbongkar komunikasi antar satuan PGRS – Paraku. Itu komunikasi pasukan klandestin, awalnya dari penemuan Kapten Wismoyo Arismunandar.

"Untuk selanjutnya ketika Pak Wismoyo sudah kembali ke Jakarta, kemudian saya berangkat ikut pasukan Pak Sintong Panjaitan teman Pak Wismoyo satu angkatan di Akmil 1963,"

"Saya menjadi Kepala Seksi Intelijen, saya tinggal melanjutkan membuka Death Letter Box yang lain, tapi awal dari pembongkaran adalah penemuan Pak Wismoyo," ungkapnya.

Baca Juga: Menyoal Adegan Menyilet Kemaluan Jenderal hingga DN Aidit Merokok di Film G30S PKI

Bahkan, Hendropriyono juga sempat bertanya kepada Wismoyo tentang alasan atau apa tipsnya agar bisa membongkar sistem komunikasi perang gerilya itu.

"Saya pernah tanya, kenapa waktu itu bisa menemukan Death Letter Box, Pak Wismoyo menjawab karena ada perasaan yang aneh saja," ungkapnya.

Selain cerita pengalaman operasi militer, AM Hendropriyono juga menyebutkan Wismoyo Arismunandar merupakan figur pemimpin yang sangat disayangi oleh anak buahnya.

Baca Juga: Terbitkan 'Surat Jalan' Djoko Tjandra, Jenderal Polisi Bintang Satu Ini Dicopot

"Pemikiran Pak Wismoyo selalu keluar dari pemikiran orang lain pada umumnya. Seperti menggunakan arloji, kebanyakan orang menggunakan arloji di tangan kiri, namun Pak Wismoyo memakainya di tangan kanan. Bahkan, sampai anak buahnya mengikuti memakai arloji di tangan kanan," ungkapnya.

Ia menyebutkan Wismoyo Arismunandar dulu terpilih sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) bukan kedekatan dengan Presiden Soeharto.

"Jadi bukan karena semata-mata karena iparnya dulu adalah Presiden Soeharto, tetapi karena memang orangnya hebat, mumpuni, dan bersifat ksatria," tandasnya.***

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler