Temukan Struktur Bata Diduga Candi, BPCB: Indramayu Kaya Peninggalan Cagar Budaya

13 Desember 2020, 23:08 WIB
TACB Indramayu dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten tengah menggali struktur bata merah di Situs Dingkel /TACB Indramayu/

ISU BOGOR - Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten, menemukan struktur yang diduga kuat merupakan bangunan candi, saat melakukan ekskavasi terhadap temuan struktur bata di Desa Sambimaya.

"Kami berhasil menemukan 21 susunan lapisan bata merah dan menemukan sudut bangunan yang diduga candi," kata Ketua Tim Penelitian Dan Penyelamatan Situs Dingkel Indramayu Soni Prasetiya Wibawa melalui keterangan tertulisnya yang diterima di Cirebon, Minggu 13 Desember 2020.

Soni mengatakan tim juga menemukan lantai bangunan dan fragmen atau pecahan stupa yang berbahan bata merah.

Tidak hanya itu, ada beberapa temuan lainnya seperti pecahan keramik Eropa, fragmen tepian gerabah dan arang. "Temuan di situs Dingkel ini sangat menarik bagi tim," katanya seperti dilansir Antara, Minggu 13 Desember 2020.

Baca Juga: Polisi Nigeria: 400 Siswa Hilang Setelah Pria Bersenjata Menyerang Sekolah

Baca Juga: Rumah Paling Sepi di Dunia, Ada yang Mau Tinggal Disini?

Baca Juga: Terkait Pilpres AS, Simpatisan Dua Kubu Trump dan Biden Bentrok

Arkeolog senior sekaligus ahli candi Indonesia Prof Dr Agus Aris Munandar menyatakan situs Dingkel ini merupakan sebuah kawasan atau kompleks permukiman umat Budha pada masa itu.

Melihat dari hasil temuannya, Agus tidak menampik situs ini memiliki kesamaan dengan situs Batujaya di Karawang dan situs Muaro Jambi di Jambi.

"Saya meyakini ada reruntuhan stupa besar di kawasan itu dan perlu dilakukan penelitian dan ekskavasi secara berkala agar segera terungkap," katanya.

Sementara Ketua TACB Kabupaten Indramayu Dedy S Musashi mengatakan dengan adanya temuan struktur yang diduga candi, berarti peradaban di Indramayu sudah lengkap yakni dari masa Prasejarah, Hindu Budha, Islam dan kolonial.

Pada masa Prasejarah, kata Dedy, terbukti dengan ditemukannya fosil stegodon dan gigi Carcarocles Megalodon atau ikan hiu purba di Ciwado Kecamatan Terisi yang hidup pada masa miosin hingga plestosin akhir kira-kira 2,6 juta hingga 1,8 juta tahun yang lalu.

Masih di tempat yang sama, juga ditemukan tradisi batu besar (megalitik) yang hingga saat ini masih dimanfaatkan untuk sarana pemujaan.

"Indramayu ini kaya dengan peninggalan cagar budaya. Dari fosil, candi, masjid kuno sampai makam belanda (kerkoof) dan bangunan bergaya Eropa kita punya," katanya.***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler