Network
ISU BOGOR - Sudah menjadi rahasia umum bahwa chatbot OpenAI berbasis Artificial Intelegence (AI) language model, Chat GPT, dapat digunakan untuk membuat karya tulis sesuai dengan tema dan gaya bahasa yang diinginkan pengguna.
Tak tanggung-tanggung, Chat GPT bisa membuat berbagai jenis tulisan baik dalam bentuk artikel atau blog post, naskah pidato, ringkasan atau sinopsis buku, ulasan produk atau jasa, surat bisnis atau email, sampai berbagai karya sastra seperti puisi, cerpen, dan novel.
Selain itu, Chat GPT juga bisa membantu pengguna dalam pembuatan skripsi atau tesis, rencana bisnis atau proposal, panduan atau tutorial, hingga daftar pertanyaan dan jawaban (FAQ).
Baca Juga: Cara Menggunakan Chat GPT Bahasa Indonesia, Cukup Mudah Dengan GPT-3 Playground dan Hugging Face
Menariknya, tak hanya dalam Bahasa Inggris saja, pengguna dapat meminta Chat GPT untuk menciptakan teks dalam bahasa lain di seluruh dunia, seperti misalnya membuat teks dengan menggunakan Bahasa Indonesia.
ChatGPT merupakan model bahasa berbasis Transformer, yang bisa mempelajari dan memahami konteks dari teks yang diinput. Hal ini memungkinkan Chat GPT untuk menghasilkan teks yang relevan dan bermakna berdasarkan konteks.
Selain itu, ChatGPT dilatih menggunakan jumlah data teks yang sangat besar, sehingga ia memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas tentang bahasa dan cara menyusun kalimat yang baik.
Baca Juga: Apa Itu Chat GPT? Simak Pengertian, Kelemahan, Terkait OpenAI dan Cara Menggunakan
Tentu saja, kelebihan Chat GPT yang satu ini cukup menggiurkan, karena ia bisa membantu pengguna untuk mendapatkan berbagai karya tulis yang berkualitas hanya dalam waktu singkat.
Namun perlu diketahui, teks yang dibuat Chat GPT tidak selalu memuaskan. Meski tema atau gaya bahasa sudah sesuai, konteks dalam tulisan bisa saja melenceng dari apa yang diinginkan. Sehingga diperlukan beberapa kali perbaikan sampai karya tulis yang diminta sesuai.
