“Sesungguhnya malam tersebut adalah malam nisfu syaban. Di malam ini Allah menetapkan takdir setahun.” (Tafsir Al-Qurtubi, 16/126).
Tentunya pendapat Ikrimah tadi bertentangan dengan pendapat mayoritas ulama yang berpendapat bahwa malam di mana Al-Quran diturunkan adalah malam Lailatul Qadar, bukan malam Nisfu Syaban. Seperti yang tertera dalam Tafsir Ibn Katsir, 7/245, Ibn Katsir menjelaskan:
يقول تعالى مخبراً عن القرآن العظيم أنه أنزله في ليلة مباركة ، وهي ليلة القدر كما قال عز وجل : إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْر وكان ذلك في شهر رمضان، كما قال تعالى: شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزلَ فِيهِ الْقُرْآنُ
Allah berfirman menceritakan tentang Al-Quran bahwa Dia menurunkan kitab itu pada malam yang berkah, yaitu lailatul qadar. Sebagaimana yang Allah tegaskan di ayat yang lain, (yang artinya); “Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran di lailatul qadar.” Dan itu terjadi di bulan ramadhan, sebagaimana yang Allah tegaskan, (yang artinya); “Bulan ramadhan, yang mana di bulan ini diturunkan Al-Quran.” (Tafsir Ibn Katsir, 7/245).
2. Malam di mana doa dikabulkan
وقال عبد الله بن عمر رضي الله عنهم: (خمس ليال لا تردُّ فيهن الدعاء ليلة الجمعة وأول ليلة من رجب وليلة النصف من شعبان وليلتيِ العيدين)
Dalam Kitab Mukhtashor Al-Fatawa Al-Mishriyyah Jilid 1 Hal. 291-292 disebutkan bahwa Abdullah Bin Umar Radhiyallahu ‘Anhu berkata: “Ada lima malam di mana jika seseorang berdoa di malam itu, doanya akan dikabulkan. Malam-malam itu adalah: malam Jumat, awal malam Rajab, Malam Nisfu Syaban dan Malam Idul Fitri dan Idul Adha”
Bulan di mana Allah menjadikan bulan tersebut sebagai bulan untuk menyambut kedatangan Bulan Ramadhan.
Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Bulan Syaban: Nisfu Syaban Jadi Momentum Tingkatkan Kualitas Ibadah
وَعَنْ عَائِشَةَ- رَضِيَ اللهُ عَنْها- قَالَتْ): لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُهُ كُلَّهُ