3 Keutamaan Sholat Dhuha, Lengkap dengan Niat dan Bacaan Doa juga Terjemahan

- 25 Maret 2021, 08:45 WIB
Keutamaan sholat dhuha, diampuni dosanya hingga dhuha sebagai sedekah
Keutamaan sholat dhuha, diampuni dosanya hingga dhuha sebagai sedekah /Freepik

ISU BOGOR - Sholat dhuha termasuk salah satu dari sholat sunah yang dianjurkan, terdapat banyak dalil, baik dari Al-Qur’an maupun hadits yang menegaskan keutamaan sholat dhuha.

Syekh Zainuddin Al-Malibari dalam Fathul Mu’in menjelaskan sebagai berikut :

ويسن الضحى لقوله تعالى "يسبحن بالعشي والإشراق" قال ابن عباس صلاة الإشراق صلاة الضحى. روي الشيخان عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : أوصاني خليلي بثلاث: صيام ثلاثة أيام من كل شهر، وركعتي الضحى، وأن أوتر قبل أن أنام

Baca Juga: Keutamaan Shalat Tahajud, Dilengkapi Niat dan Terjemahannya

Artinya, “Sholat dhuha disunahkan berdasarkan firman Allah SWT, ‘Bertasbih bersama dia di waktu petang dan pagi.’ Ibnu Abbas menafsirkan shalat isyraq adalah sholat dhuha.

Bukhari-Muslim juga meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa ‘Rasulullah pernah berwasiat tiga hal kepadaku, puasa tiga hari dalam setiap bulan, sholat dhuha dua raka’at, dan witir sebelum tidur.’”

Wasiat Nabi tersebut tidak hanya khusus bagi Abu Hurairah, tetapi berlaku untuk seluruh umat Nabi Muhammad SAW karena di dalam hadits lain disebutkan sholat dhuha memiliki banyak keutamaan dan hikmah.

Baca Juga: Keutamaan Baca Tasbih, Tahmid, dan Takbir 33 Kali Setelah Shalat

Diantara keutamaan sholat dhuha ialah sebagai berikut :

Ampunan Dosa

Dalam hadits riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dijelaskan bahwa orang yang membiasakan sholat dhuha dosanya akan diampuni oleh Allah SWT, meskipun dosa tersebut sebanyak buih di lautan.

Rasulullah bersabda sebagai berikut. من حافظ على شفعة الضحى غفرت له ذنوبه وإن كانت مثل زبد البحر

Artinya, “Siapa yang membiasakan (menjaga) sholat dhuha, dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan.” (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Baca Juga: Bacaan Niat dan Tata Cara Shalat Gerhana Bulan, 30 November 2020

Tidak Dianggap Orang Lalai

Setiap orang tentu tidak ingin dianggap sebagai orang lengah ataupun lalai dalam hal mencari rahmat Tuhan. Salah satu cara agar terhindar dari sifat lalai adalah mengerjakan sholat dhuha.

Rasulullah bersabda sebagai berikut. من صلى الضحى ركعتين لم يكتب من الغافلين

Artinya, “Orang yang mengerjakan sholat dhuha tidak termasuk orang lalai,” (HR Al-Baihaqi dan An-Nasa’i).

Baca Juga: Bacaan Doa Buka Puasa Ayyamul Bidh Lengkap dengan Keutamaan dan Niatnya, Februari 2021

Dhuha sebagai Sedekah

Rasulullah bersabda sebagai berikut. يصبح على كل سلامي من أحدكم صدقة، وأمر بالمعروف صدقة، ونهي عن المنكر صدقة، ويجزئ عن ذلك ركعتان يركعهما من الضحي

Artinya, “Setiap pagi, ruas anggota tubuh kalian harus dikeluarkan sedekahnya. Amar ma’ruf adalah sedekah, nahi mungkar adalah sedekah, dan semua itu dapat diganti dengan sholat dhuha dua raka’at,” (HR Muslim).

Selain tiga hikmah di atas, masih banyak hikmah sholat dhuha yang disebutkan dalam hadits Nabi.

Sholat Dhuha biasanya dikerjakan ketika matahari sudah mulai naik seukuran tombak, atau kisaran jam 7 pagi, sampai tergelincirnya matahari. Minimal raka’at sholat dhuha adalah dua raka’at dan lebih utama dikerjakan sebanyak delapan raka’at.

Baca Juga: Tata Cara Salat Nisfu Syaban Lengkap Dengan Doa serta Niatnya Arab dan Latin

Berikut niat sholat dhuha : 

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatan dhuhā rak‘ataini lillāhi ta‘ālā.

Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah SWT.”

Bacaan doa sesudah sholat dhuha :

اَللَّهُمَّ إِنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاؤُكَ وَالبَهَاءَ بَهَاؤُكَ وَالجَمَالَ جَمَالُكَ وَالقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللَّهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ وَإِنْ كَانَ فِي الأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَإِنْ كَانَ مُعْسِرًا فَيَسِّرْهُ وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِي مَا آتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ اَللَّهُمَّ بِكَ أُصَاوِلُ وَبِكَ أُحَاوِلُ وَبِكَ أُقَاتِلُ ثُمَّ يَقُوْلُ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

Allâhumma innad dhuhâ’a dhuhâ’uka, wal bahâ’a bahâ’uka, wal jamâla jamâluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ‘ishmata ishmatuka. Allâhumma in kâna rizkî fis samâ’i, fa anzilhu. Wa in kâna fil ardhi, fa akhrijhu. Wa in kâna mu‘siron, fa yassirhu. Wa in kâna harâman, fa thahhirhu. Wa in kâna ba‘idan, fa qarribhu bi haqqi dhuhâ’ika, wa bahâ’ika, wa jamâlika, wa quwwatika, wa qudratika. Âtinî mâ âtaita ‘ibâakas shâlihîn. Allâhumma bika ushâwilu, wa bika uhâwilu, wa bika uqâtilu. Rabbighfir lî, warhamnî, watub ‘alayya. Innaka antat tawwâbur rahîm.

Baca Juga: Niat Salat Nisfu Syaban Arab dan Latin, Lengkap Dengan Doa Juga Tata Cara Pelaksanaan Salatnya

Artinya, “Tuhanku, sungguh waktu dhuha adalah milik-Mu. Yang ada hanya keagungan-Mu. Tiada lagi selain keindahan-Mu. Hanya ada kekuatan-Mu. Yang ada hanya kuasa-Mu. Tidak ada yang lain kecuali lindungan-Mu. Tuhanku, kalau rezekiku di langit, turunkanlah. Kalau berada di bumi, keluarkanlah. Kalau sulit, mudahkanlah. Kalau haram, gantilah jadi yang suci. Bila jauh, dekatkanlah dengan hakikat dhuha, keagungan, kekuatan, kekuasaan-Mu.

Tuhanku, berikanlah aku apa yang Kau anugerahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh. Tuhanku, dengan-Mu aku bergerak. Dengan-Mu aku berusaha. Dengan-Mu, aku berjuang. Tuhanku, ampunilah segala dosaku. Turunkan rahmat-Mu kepadaku. Anugerahkanlah tobat-Mu untukku. Sungguh Engkau maha penerima tobat, lagi maha penyayang,"***

 

Editor: Wilda Wijayanti

Sumber: NU


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x