5 Mitos Keliru Seputar Vaksin Covid-19, Di Antaranya Bisa Menciptakan Magnet Dalam Tubuh

28 Juni 2021, 18:25 WIB
Ilustrasi Vaksin Covid-19 //Pixabay/Geralt

ISU BOGOR - Mitos dan kesalahpahaman informasi terkait vaksin Covid-19 masih terus beredar di media sosial (medsos), dimulai dari vaksin yang tak berpengaruh hingga bisa menciptakan magnet di dalam tubuh.

Hal tersebut menarik perhatian para ahli medis. Mereka mengimbau agar setiap orang lebih hati-hati dalam menerima informasi, sangat penting untuk memeriksa kredibilitas sumber dari informasi tersebut sebelum menelannya bulat-bulat.

Menurut William Schaffner, Profesor Kedokteran Pengobatan Pencegahan serta Penyakit Menular di Vanderbilt University Medical Center, Nashville, Amerika Serikat, mitos yang beredar di media sosial dapat membuat masyarakat ragu dan enggan untuk melakukan vaksinasi.

Baca Juga: Seorang Pria di Inggris Meninggal Dunia Usai Komplikasi Vaksin Covid-19 AstraZeneca Dengan Gejala yang Langka

“Inilah anggapan-anggapan yang dianut oleh kebanyakan orang yang enggan dan ragu untuk mendapatkan vaksin Covid-19, (membuat banyak orang) tidak yakin dengan informasi yang mereka temui, terutama di media sosial bahkan dari percakapan dengan tetangga mereka," ujar Schaffnafer dikutip Isu Bogor dari Healthline.

Berikut ini lima mitos populer terkait vaksin Covid-19 yang dinyatakan keliru oleh para ahli medis.

1. Vaksin tidak berpengaruh terhadap virus Covid-19

Baca Juga: Jepang Teliti Efek Samping Vaksin Covid-19 Moderna: Nyeri Sendi Paling Sering Dirasakan

Anggapan bahwa vaksin tidak berpengaruh terhadap virus Covid-19 adalah keliru.

Faktanya, vaksin terbukti secara efektif bisa menurunkan laju penularan Covid-19 dengan menciptakan imunitas atau kekebalan di dalam tubuh individu.

Sebagai informasi, lebih dari 170 juta dosis vaksin Covid-19 telah diberikan kepada masyarakat di seluruh dunia.

Baca Juga: Covid-19 Varian Delta Plus: Pengertian, Gejala, Penularan, dan Efektivitas Vaksin

Schaffner berkata, bahwa vaksin telah mengambil peran dalan menurunkan angka kasus Covid-19, rawat inap, dan kematian.

“Kami tahu apa profil keamanannya, dan kami tahu saat kami menggunakan lebih banyak vaksin, kasus berkurang, rawat inap turun, dan begitu juga kematian, jadi itu bukti bahwa mereka benar-benar berhasil,” kata Schaffner.

2. Vaksinasi dapat menciptakan magnet di dalam tubuh

Mitos terkait vaksinasi dapat menciptakan magnet di dalam tubuh bermula dari pengakuan seorang dokter di Cleveland, Ohio, Amerika Serikat, yakni Dr. Sherry Tenpenny.

Pada awal Juni, Tenpenny mengeklaim bahwa vaksin Covid-19 dapat mengubah manusia menjadi magnet karena pengaruh dari menara telekomunikasi 5G.

Namun, saat diajak bicara dengan anggota parlemen Ohio, ternyata ia menggunakan klaimnya itu sebagai alat propaganda untuk mewujudkan undang-undang penghentian bisnis dan lembaga pemerintah yang berkaitan dengan vaksinasi.

“Sulit untuk mengatakan apa pun tentang ini kecuali itu jelas tidak benar," ucap Schaffner.

"Jika ini masalahnya, aneh saja kita belum melihat semua tetangga kita yang telah divaksinasi berjalan-jalan dengan logam di atasnya. Saya telah divaksinasi, dan saya dapat meyakinkan Anda bahwa saya tidak magnetis," sambungnya.

3. Vaksinasi dapat menciptakan berbagai varian Covid-19 di dalam tubuh

Faktanya, varian virus diproduksi oleh Covid-19 itu sendiri, bukan dari vaksinasi.

Schaffner menjelaskan bahwasanya virus pada manusia berkembang biak dan menciptakan virus baru yang menghasilkan variasi genetik.

Jadi, sangat keliru jika ada anggapan bahwa vaksinasi adalah biang dari berkembangnya varian virus Covid-19 di dalam tubuh.

4. Vaksin Covid-19 dapat membuat mandul

Schaffner menerangkan bahwa vaksinasi tidak ada kaitannya dengan sel-sel reproduksi manusia.

Hal tersebut diperkuat oleh penelitian khusus dari American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) yang menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 aman bagi para wanita yang berencana untuk hamil, sedang hamil, atau menyusui.

Jadi, desas-desus yang mengatakan vaksinasi dapat membuat mandul adalah mitos yang sangat keliru.

5. Pemerintah menaruh microchip atau alat pelacak pada vaksin Covid-19

Teori konspirasi tentang pemerintah yang menaruh microchip atau alat pelacak di dalam vaksin Covid-19 adalah sebuah gagasan yang keliru.

Schaffner menjelaskan bahwa alat pelacak tidak cukup kecil untuk bisa disuntikkan dengan jarum.

“Secara fisik, chip tidak cukup kecil untuk bisa disuntikkan dengan jarum," tutur Schaffner.

Jika melihat fakta yang ada, saat ini vaksinasi telah menjadi garda terdepan untuk menghalau virus Covid-19 di seluruh dunia.

Sejumlah penelitian medis telah membuktikan bahwa vaksinasi aman dan sangat signifikan dalam menurunkan laju penyebaran virus Covid-19.

Maka dari itu, Schaffner mengimbau kepada seluruh masyarakat global agar segera mengambil kesempatan vaksinasi.

"Penyakit buruk; vaksin yang baik. Ayo dapatkan vaksinnya agar terhindar dari penyakit jahat. Tidak ada yang lebih rumit dari itu," ujar Schaffner.***

 

 

 

 

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Healthline

Tags

Terkini

Terpopuler