Corona di Bogor Kian Mengkhawatirkan, Sehari Bertambah 13 Kasus Positif Baru dan 1 Meninggal Dunia

- 24 Agustus 2020, 18:02 WIB
Ilustrasi Covid-19./Pixabay
Ilustrasi Covid-19./Pixabay /

ISU BOGOR - Kasus Corona di Bogor semakin mengkhawatirkan. Pasalnya, dalam sehari data terbaru dari tim Satuan Tugas (Satgas Percepatan Covid-19 Kota Bogor hingga pukul 14.00 WIB kembali mencatat 13 kasus positif baru dan 1 orang meninggal dunia, Senin 24 Agustus 2020.

Selain 13 penambahan kasus baru, hari ini juga ada 7 pasien positif yang sembuh."Dengan demikian total kasus positif Covid-19 di Kota Bogor selama pandemi mencapai 504 orang, dengan rincian meninggal 28 orang, sembuh atau selesai isolasi 304 orang dan masih sakit/posiif aktif 172 orang,"," ungkap Juru Bicara Pemkot Bogor untuk Siaga Corona, Sri Nowo Retno.

Ia juga merinci jumlah kasus kontak erat (Orang Tanpa Gejala) di Kota Bogor total berjumlah 1.260 orang, dengan rincian, discarded atau selesai/sembuh sebanyak 1.099 orang, masih di karantina 161 orang.

Baca Juga: Belajar Online di Bogor Banyak Persoalan, Bima Arya Akan Pasang Wifi di 900 Titik

"Sedangkan untuk suspek (Orang Dalam Pemantauan dan Pasien Dalam Pengawasan) hingga saat ini total berjumlah 2.386 orang, terdiri dari meninggal 37 orang discarded/sembuh 2.292 orang, masih sakit 57 orang, hari ini ada yang pindah ke konfirmasi 3 orang," tuturnya.

Sedangkan unutuk kasus dengan kategori probable hingga saat ini total berjumlah 53 orang dengan dirincian masih sakit 1 orang, sembuh 3 orang dan meninggal 49 orang.

Sebelumnya, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyebutkan di wilayahnya sebanyak 157 pasien positif Covid-19 di Kota Bogor berasal dari 43 klaster keluarga.

Baca Juga: Kini WhatsApp Web Bisa Video Call-an 50 Orang Secara Gratis

"Sebagian besar pasien positif itu terpapar dari pasien tanpa gejala (OTG) yang menjadi corona carrier," ungkapnya disela-sela kunjungan ke SDN Genteng, Bogor Selatan, Kota Bogor, Senin 24 Agustus 2020.

Ia mengaku kasus positif di klaster rumah tangga kondisinya semakin mengkhawatirkan. Sebab dari 43 kasus klaster keluarga atau rumah tangga ini sebagian besar terpapar dari OTG yang beraktivitas di luar rumah dan menjadi corona carrier atau penyebar virus di dalam keluarga.

"Hampir 90 persen penularan dari OTG. Kalau kita pelajari polanya, lansia dan anak-anak di dalam rumah tidak kemana-mana. Penularan itu tertular dari orang yang produktif di luar dibawa ke dalam rumah. Jadi menulari orang yg didalamnya," papar Bima.

Baca Juga: Bayi Perempuan Ditemukan di Bawah Jemuran di Bogor, Warga: Pembuangnya Laki-laki Pakai Kupluk

Pihaknya menyadari, informasi terkait bagaimana sosialisasi protokol kesehatan bagi orang yang mobilitasnya tinggi di luar rumah belum sepenuhnya sampai langsung kepada keluarga.

"Sehingga, ketika orang sudah merasa seolah normal, padahal orang itu sudah menularkan kepada beberapa orang," jelasnya.

Dalam waktu dekat, Pemkot Bogor akan terus melakukan sosialisasi mulai dari tingkat RT dan RT. Setiap lurah hingga camat diminta harus mengetahui aktivitas setiap warga, khususnya yang mobilitasnya tinggi.

Baca Juga: BLT Pekerja Rp600.000 Cair Hari Ini Termasuk Guru Honorer, Sri: 24 Agustus Sudah Bisa Disalurkan

Ia menyebut, akan mengkombinasikan PSBB dengan sistem zonasi parsial. "Tidak hanya petugas, kita libatkan juga warga melalui komunitas-komunitas mulai dari karang taruna, PKK, anak muda semua berperan serta kampanye ke situ," pungkasnya.***

 

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x