"Benih bawang merah varietas baru, Tajuk dan SS Sakato akan diproduksi secara masal bekerja sama dengan petani penangkar atau produsen benih. Varietas yang diperoleh dan teknologi yang dikembangkan akan dikomersialkan di beberapa sentra produksi melalui kerja sama dengan produsen atau penangkar benih," ujarnya.
Teknologi produksi akan diujicobakan di lahan petani mitra Solok dan Nganjuk dengan membuat demplot (demonstration plot). Lahan demplot selain untuk uji coba teknologi juga merupakan lahan belajar bagi petani yang akan mengadopsi teknologi budidaya bawang merah yang dikembangkan. Kegiatan ini melibatkan petani penangkar dan mengoptimalkan peran dari kelembagaan tingkat petani.
"Proses ini perlu teknik budidaya yang baik dengan menerapkan good agricultural practices. Produksi yang tinggi akan menyebabkan harga bawang merah stabil, harga bawang merah yang stabil maka konsumen akan semakin tertarik untuk mengonsumsinya," ungkap Prof Chozin.***