Komersialisasi Bawang Merah IPB Jadi Prioritas Riset Nasional

- 7 Juli 2020, 21:14 WIB
Peneliti IPB Univesity mengamati perkebunan bawang merah varietas baru
Peneliti IPB Univesity mengamati perkebunan bawang merah varietas baru /Iyud Walhadi//Birkom IPB University

Bawang varietas baru ini sangat berbeda dengan produk bawang merah impor terutama dari segi aroma dan daya adaptasinya. Bawang merah Tajuk memiliki aroma yang sangat kuat dan cocok dengan selera masyarakat Indonesia dan daya adaptasinya sangat baik pada dataran rendah di Indonesia.

Bawang merah SS Sakato memiliki ukuran umbi yang cukup besar dan beradaptasi di daerah dataran tinggi. Sementara bawang merah import memiliki aroma yang kurang kuat dan tidak memiliki daya adaptasi yang baik pada agroklimat di beberapa sentra produksi di Indonesia.

Bawang merah ini telah menjadi komoditas bahan pokok yang tidak dapat disubstitusi produk lain. Dengan demikian, jika terjadi ketidakstabilan pasokan sepanjang tahun akan terjadi fluktuasi harga pada komoditas bawang merah ini. Gejolak harga bawang merah ini akan berdampak kepada aksesibilitas masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan juga berpengaruh kepada kondisi perekonomian nasional.

Baca Juga: Ternyata Bukan Jatuh ke Jurang, Ini Penyebab Pendaki Meninggal di Puncak Gunung Lawu

Berdasarkan publikasi data inflasi dari Badan Pusat Statistik (BPS), barang kebutuhan pokok masih merupakan komoditas yang dapat menyebabkan inflasi. Pada Januari 2016 nilai inflasi sebesar 0,51 persen dan bawang merah menyumbang 0,9 persen atau termasuk penyumbang inflasi terbesar bersama komoditas daging ayam dan tarif listrik (Kementerian Perdagangan 2016).

Produksi bawang merah nasional pada tahun 2018 adalah sebesar 1.503.436 ton dengan asumsi harga Rp 10 ribu per kilogram nilai ekonomi dari bawang merah mencapai Rp 15,03 triliun per tahun. Saat ini produksi bawang merah didominasi oleh Brebes dengan sekitar 19,32 persen dari produksi nasional.

Kondisi ini menyebabkan harga menjadi meningkat apabila produksi bawang merah di Brebes terganggu. Hal ini dapat diatasi dengan menyebar sentra produksi bawang merah ke daerah lain yang memiliki karakteristik lahan dan iklim berbeda dengan Brebes.

Baca Juga: CEK FAKTA : Cara Disuntik, Tenaga Medis di Jawa Timur Sengaja Tularkan Covid-19

"Kegiatan riset komersialisasi bawang merah varietas baru ini akan melibatkan pengguna varietas yaitu produsen benih, petani, produsen bawang merah olahan dan konsumen (pemasar) sehingga produk yang dihasilkan dapat segera diterima oleh pasar," katanya.

Keterlibatan mitra diperlukan pada tahap pengujian lapang dan produksi benih bawang merah. Uji coba lapang akan dilakukan di kebun petani dengan benih dan sarana produksi yang disediakan oleh pengelola kegiatan, sedangkan lahan dan tenaga kerja disediakan oleh petani mitra.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah