Pedagang di Puncak: Dilema, Tidak Buka Gak Makan, Buka Tak Cukup

- 6 Agustus 2021, 08:38 WIB
Pedagang di kawasan Puncak Hamid (51) mengeluh pendapatannya menurun drastis pada saat PPMK Level 4 karena tidak ada wisatawan, Kamis 5 Agustus 2021
Pedagang di kawasan Puncak Hamid (51) mengeluh pendapatannya menurun drastis pada saat PPMK Level 4 karena tidak ada wisatawan, Kamis 5 Agustus 2021 /Chris Dale/Isu Bogor

 

ISU BOGOR - Hampir satu bulan pengasilan pedagang di kawasan Puncak mengeluh lantaran penghasilanya terus berkurang. Sepinya pembeli seiring berkurangnya wisatawan pada masa PPKM level 4.

Melintas di Jalur Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor saat ini berbeda. Biasanya, baik hari kerja atau akhir pekan macet, kali ini jalanan lengang.

Sepanjang jalan jalur Puncak nampak juga sebagian restoran yang tutup, pun buka lahan parkir nampak kosong.

Baca Juga: Agustus Ditargetkan 50 Persen Warga Kota Bogor Telah Divaksin

Pemandangan di sentra oleh-oleh yang biasanya berjejer bus, kali ini melompong.

Semakin mengarah ke Puncak, nampak semakin banyak kios atau warung yang tutup di atasnya dikibarkan bendera putih.

Baca Juga: 300 Pedagang di Puncak Kibarkan Bendera Putih Hadapi Pembatasan PPKM Level 4 

Salah satu pedagang Hamid (51) bercerita, selama satu bulan terakhir penghasilan dari usahanya gorengan berkurang drastis. Sejak masa PPKM level 4, satu hari berjualan hanya mendapatkan Rp50 ribu.

"Sekarang berdagang dapat Rp50 ribu udah jago, itu pun seharian. Sebelum PPKM masih bisa mendapat Rp100 ribu, bahkan waktu normal sebelum Covid-19, bisa Rp300 ribu sehari," katanya, ditemui di lokasi, Kamis 5 Agustus 2021.

Selama enam bulan terakhir, Hamid bersama empat pedagang lainnya menempati lapak di area parkir di Jalan Raya Puncak, Tugu Selatan, Cisarua.

Baca Juga: Tebing Longsor di Rumpin, Ade Yasin: Perusahaan Segera Perbaiki, Saya akan Pantau Terus

Hanya saja, dalam satu bulan terakhir rekannya mulai tutup. Mereka yang berjualan, makanan seperti dari bubur ayam, warung makan, dan camilan memilih setop beroperasi.

Bendera putih simbol menyerah dipasang di lapak pedagang di kawasan Puncak, Kamis 5 Agustus 2021
Bendera putih simbol menyerah dipasang di lapak pedagang di kawasan Puncak, Kamis 5 Agustus 2021 Isu Bogor
 

“Kami penjual makanan, bila tidak laku makanan otomatis dibuang. Mereka pilih tutup,” kata Hamid.

Sedangkan Hamid, dirinya mengaku dilema. Ketika harus tutup maka nasib orang rumahnya tidak makan. Sedangkan untuk buka penghasilan tidak sebanding dan hanya cukup untuk beli beras dan lauk.

“Buat kami ini, dilema. Tidak datang tidak ada pemasukan, memaksakan dagang hasil tidak maksimal, hanya capek dan cukup makan saja,” keluh Hamid.

Baca Juga: Mana yang Benar, Personel atau Personil? Berikut Penjelasan dan Contohnya 

Pedagang lainnya, Lela (34) mengaku, hanya mendapat bantuan sosial (bansos) dari pemerintah pada awal pandemi. Saat ini, dirinya mengaku sama sekali tidak mendapatkan bantuan sembako atau uang tunai pada masa PPKM.

“Kami tidak memusingkan bansos, intinya kami ingin wisatawan bisa kembali ke Puncak. Jangan pembatasan, kami ingin kelonggaran. Bantu kami, usaha kami kecil dan hanya menyambung hidup,” pintanya.

Baik Hamid dan Lela, mengaku memasang bendera putih sebagai pesan dari para pekerja di Puncak yang menggantungkan penghasilan dari sektor wisata.

Ketika tempat wisata tutup, para pelancong sulit mengakses Puncak maka ribuan orang banyak yang terdampak.***

Editor: Chris Dale


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah