Apa Itu LSL dan PSP? Penyebab Jumlah Penderita HIV dan AIDS di Bogor Meningkat

12 Mei 2023, 21:03 WIB
Apa Itu PSP dan LSL? Penyebab Jumlah Penderita HIV dan AIDS di Bogor Meningkat /Pixabay/Darwin
 

ISU BOGOR - Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah menjelaskan menjelaskan, penyebab utama bertambahnya penderita HIV/AIDS ini bermacam-macam.

Diantaranya masyarakat Kota Bogor yang heterogen dan dinamis ditambah letak geografis Kota Bogor yang dekat sekali dengan DKI Jakarta (Provinsi dengan jumlah penderita HIV/AIDS terbanyak mencapai 100 ribu orang).

Hal tersebut diungkapkan Syarifah Sofial dalam rapat kerja Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kota Bogor di Paseban Sri Baduga, Balai Kota Bogor, Selasa 10 Mei 2023.

Dalam rapat kerja pertama dengan SK Wali Kota Bogor terbaru ini membahas program pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS di Kota Bogor yang jumlahnya semakin meningkat di tahun 2023 ini.

Baca Juga: Layanan Trans Pakuan Bogor dan Trans Jakarta Segera Terintegrasi, Bima Arya: Sambil Belajar Best Practice

"Di tahun ini KPA Kota Bogor kami aktivasi lagi dan ini raker pertama untuk menyusun program  penanganan HIV/AIDS setelah vakum selama Pandemi Covid-19, karena saat pandemi semua konsentrasi difokuskan untuk Covid-19," ujar Syarifah.

Sekda mengatakan, di struktur KPA terdapat beberapa kelompok kerja (pokja) sesuai dengan bidangnya, seperti pokja pencegahan, pokja penanganan, pokja pendamping advokasi dan lainnya. Pihaknya juga akan secara lebih detail melakukan pemetaan di wilayah mana yang paling banyak penderita HIV/AIDS-nya.

LSL dan PSP Jadi Salah Satu Penyebab HIV/AIDS

"Kami juga akan menyortir data yang diperoleh dari rumah sakit dan puskesmas mana yang ber-KTP Kota Bogor dan bukan," kata Syarifah.

"Kebanyakan penderita HIV/AIDS ini kan karena perubahan perilaku, seperti laki-laki sex laki-laki (LSL), perempuan sex perempuan (PSP), transgender, penggunaan narkoba jarum suntik dan lainnya," sambungnya.

Ke depan untuk pencegahannya di struktur KPA juga dilibatkan Kemenag dan Disdik. "Kami juga akan membuat video edukasi gambaran penderita HIV/AIDS dan dampak terhadap keturunan mereka ini untuk menambah pemahaman masyarakat," jelasnya.

Di tempat yang sama, Ketua KPA Kota Bogor, Cyamiati Karolin mengatakan, penanganan penderita HIV/AIDS dan pemberian obat bagi penderita HIV/AIDS sudah bisa dilakukan di rumah sakit dan puskesmas.

 Baca Juga: Disuplai 100 Tanaman Hias, Kantor Kecamatan Bogor Utara Kian Cantik dan Sejuk

Terkhusus pasien yang baru terdeteksi perlu dilakukan tes HIV/AIDS sampai tiga kali untuk memastikan hasilnya. Sembari dilakukan konseling untuk menanyakan pekerjaan, lingkungan terdekat pasien, apakah berada di lingkungan yang berisiko tinggi, seperti ada keluarga yang terkena HIV/AIDS, TBC, pengguna jarum suntik, LSL atau PSP.

"Gejala HIV/AIDS itu biasanya diare atau sariawan tidak sembuh-sembuh dan sering sakit karena HIV/AIDS menyerang imunitas dan sembuhnya lama," ungkap Cyamiati.

"Sekarang banyak ibu rumah tangga yang terkena HIV/AIDS yang kemungkinan tertular dari suaminya. Penularan HIV/AIDS bisa terjadi melalui jarum suntik, kelenjar getah benih atau darah dan dari hubungan seksual," katanya.***

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler