Miliki Cadangan Gas dan Helium, Australia Dituding Rampok Sumber Daya Alam di Timor Leste

6 September 2020, 08:54 WIB
Sumber daya alam Timor Leste /

ISU BOGOR - Kemerdekaan Timor Leste dari Indonesia tidak lepas dari keterlibatan Ausrtrlia. Bernard Collaery pun menyebut dibalik kemedekaan Timor Leste, Austrlia ingin sumber daya alam yakni cadangan Helium dan gas.

Bernard Collaery, yang dikenal sebagai pendukung hukum Timor Leste mengatakan, di pihak pemerintah Australia secara berturut-turut mereka telah mengincar dan mencuri sumber daya negara itu secara ilegal dan tak bermoral.

Secara terbuka dia telah menunjukkan borok Australia yang selalu memandang Bumi Lorosae sebagai obyek pasif.

Baca Juga: Memanas, Tentara India Serang Pos Perbatasan Pegunungan Himalaya Tiongkok

Menurutnya tindakan Australia menjadikan Timor Leste sebagai obyek sapi perahan adalah nyata, negeri itu dirampok habis-habisan dari sumber daya petrokimia, baik untuk rezim buruh maupun liberal.

Timor Leste memang merupakan koloni Portugis, namun Australia memiliki kebijakan lama untuk menguasai Laut Timor secara sembunyi-sembunyi.

Australia secara ilegal mengeluarkan izin ekplorasi minyak yang merambah perairan Portugis.

Baca Juga: Ini Alasan Timor Leste Abadikan Nama Presiden RI ke-3 BJ Habibie di Jembatan Kota Dili

Tapi bukan minyak dan gas, rupanya Australia diam-diam ingin merampok satu sumber daya alam yang dimiliki Timor Leste.

Hal ini seperti dikutip Zonajakarta.com dengan judul Borok Australia Dibongkar, Bukan Minyak dan Gas, Ini yang Diam-diam Ingin Dirampok dari Timor Leste ,Bernard Collaery terkenal sebagai kuasa hukum Timor-Leste, dan menjadi duri di pihak pemerintah Australia.

Australia dituding mencuri sumber daya negara Timor Leste secara ilegal dan tidak bermoral.

Bernard Collaery telah menjadi teman dan penasihat pemimpin kemerdekaan Xanana Gusmao, penasihat hukum Saksi K, mata-mata yang membocorkan informasi tentang penyadapan Australia terhadap ruang kabinet Timor-Leste.

Baca Juga: Tebar Ganja Gratis Lewat Udara di Tel Aviv, 2 Aktivis Green Drone Diringkus Polisi Israel

Kini Bernard Collaery harus membela diri dalam persidangan tertutup atas tuduhan menerima dokumen rahasia Australia secara ilegal.

Bernard Collaery menulis buku berjudul 'Oil Under Troubled Water, Australia’s Timor Sea Intrigue' alias 'Minyak di Perairan Sengketa, Intrik Laut Timor Australia'.

Buku ini bak wasiat untuk dibaca jika dia masuk penjara.

Karya yang ditulis Bernard Collaery adalah pembedahan secara teliti dari sejarah keterlibatan Australia di bumi Lorosae alias Timor Leste, pada tahun-tahun awal abad ke-20.

Baca Juga: Lonjakan Covid-19, Malaysia Larang Masuk Kunjungan Jangka Panjang dari Indonesia

Bernard Collaery tampaknya telah membaca setiap arsip dokumen pemerintah tentang Timor Leste dan dia memaparkan materinya secara panjang lebar.

Apa yang dia tunjukkan adalah bahwa Australia selalu memandang Timor Leste sebagai obyek pasif dari pandangan kerajaan.

Entah itu bagian dari "busur pertahanan utara" Australia atau sebagai sapi perah yang akan dirampok dari segi sumber daya petrokimia. Pandangan ini baik untuk rezim Buruh atau Liberal, dan hal itu sudah matang untuk diambil.

Baca Juga: Didoakan Jokowi di Twitter, Shinzo Abe Balas Pakai Bahasa Indonesia

Selama ini Timor Leste adalah koloni Portugis, Australia memiliki kebijakan lama untuk menguasai Laut Timor secara sembunyi-sembunyi.

Australia secara ilegal mengeluarkan izin eksplorasi minyak yang merambah perairan Portugis.

Seperti yang ditunjukkan oleh Collaery, ada hubungan kerja dengan kediktatoran Suharto di Indonesia di mana pemerintahan pasca-kolonial Fretilin digulingkan dan sebuah perjanjian ilegal yang nyaman setuju untuk membagikan minyak di bawah gelombang Laut Timor.

Collaery berpendapat bahwa sebenarnya helium yang terkandung dalam cadangan yang dikejar Australia. Kandungan Helium dinilai lebih banyak daripada minyak dan gas alam Timor Leste.

Baca Juga: Kritik Pedas Donald Trump, Joe Biden: Petahana Tidak Becus, Memicu Kekerasan

Helium adalah bahan strategis, berharga mahal dan para menteri Australia sengaja menyembunyikan informasi tentang kehadirannya saat bernegosiasi dengan kepemimpinan Timor Leste pasca kemerdekaan.

Ironisnya, helium bisa memperkaya perusahaan yang terlibat dalam negosiasi alih-alih menjadi persediaan strategis bagi Australia.

Atas pernyataan tersebut, Collaery dituntut dengan undang-undang pencemaran nama baik

Menanggapi hal itu, Denny Siregar turut memberikan komentar soal keinginan warga Timor Leste untuk kembali bergabung dengan Indonesia.

"Menjadi salah satu negara termiskin di dunia, Timor Leste nyesal pisah dari Indonesia. Kalian sih percaya gombalan Australia. Makan tuh, mereka habis manis sepah dibuang," tulis Denny melalui akun Twitter-nya @DennySiregar7.*** (Lusi Nafisa/Zona Jakarta)

Editor: Chris Dale

Tags

Terkini

Terpopuler