Kasus Positif Meningkat, Satgas Covid-19: Sebulan Terakhir Terjadi Penurunan Kepatuhan Terhadap Prokes

23 Mei 2021, 17:53 WIB
Ilustrasi Prokes /pikiran-rakyat/

ISU BOGOR - Ketua Bidang Perubahan Prilaku Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sonny Harmadi mengakui adanya peningkatan kasus positif aktif diantaranya karena dalam sebulan terakhir telah terjadi penurunan kepatuhan terhadap protokol kesehatan.

"Jadi harus dilakukan berbagai upaya yang pertama mungkin di awal pandemi Covid-19 kita fokus pada bagaimana menjaga agar orang terselamatkan, tetapi di setahun kedepan kita bukan hanya menjaga orang agar terselamatkan, tapi juga jangan sampai orang mengalami masalah ekonomi," ungkapnya dalam rapat kordinasi daring, Minggu 23 Mei 2021.

Menurutnya ada satu hal yang mungkin telah dilupakan bahwa di dalam pesan-pesan prokes ada upaya promotif dan preventif. Maka dari itu harus dipahami bahwa strategi promotif dan preventif ini jauh lebih murah dibanding upaya kuratif atau pengobatan.

Baca Juga: Satgas Covid-19: Mobilitas Warga Provinsi Banten dan Jawa Barat Tertinggi ke Tempat Wisata Paska Idul Fitri

"Jadi ini mungkin belum banyak yang tahu juga di masyarakat, bahwa untuk merawat satu orang pasien dengan kondisi sedang dan berat itu bisa menghabiskan puluhan hingga ratusan juta rupiah. Padahal dengan upaya promotif dan preventif itu akan jauh lebih murah," tegasnya.

Kemudian terkait dengan prokes memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan serta mencuci tangan pakai sabun adalah investasi jangka panjang.

"Jadi kita ingin membangun masyarakat yang punya pemahaman tentang pola hidup bersih dan sehat yang akan menghindarkan mereka dari masalah kesehatan di masa mendatang," ucapnya.

Baca Juga: 10 Provinsi Alami Kenaikan Kasus Positif Aktif Covid-19 Dalam Sepekan Terakhir

Maka prilaku yang diminta pemerintah kepada masyarakat sebetulnya bukan hanya akan bermanfaat di masa pandemi Covid-19 saja, tetap juga di masa mendatang.

"Kemudian yang menjadi tantangan adalah perubahan prilaku itu hasilnya intangible (tidak berwujud), sehingga seringkali upaya kuratif itu lebih mudah untuk dipahami karena membeli obat, membeli ventilator dan seterusnya," katanya.

Akan tetapi, upaya preventif dan promotif melalui perubahan prilaku itu kadang-kadang karena tidak berwujud menjadi diabaikan para pengambil kebijakan.

"Padahal perubahan prilaku ini penting sekali, ada satu hal yang perlu disampaikan sebetulnya ada kata-kata dari Peter R Draker bahwa orang itu lebih mendengarkan apa yang tidak mereka dengarkan, jadi sebetulnya kalau kita berkata 3M, itu efektifitasnya 7 persen dan 93 persen adalah prilaku kita yang mencontohkan," ujarnya.

Sehingga teladan pemangku kebijakan itu menjadi jauh lebih efektif daripada sekedar mengucapkan kata-kata 3M. Adapun strategi perubahan prilaku itu juga penting untuk melawan hoax atau disinformasi.

"Karena banyak informasi yang disampaikan itu dicampur antara informasi yang benar dengan informasi yang salah, sehingga ini dapat menurunkan motivasi masyarakat untuk percaya akan informasi yang kita sampaikan," tegasnya.

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler