Mengejutkan, Mantan Waketum Gerindra Ini Sebut Bahaya Kalau Prabowo Jadi Presiden

28 Desember 2020, 20:19 WIB
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto /

ISU BOGOR - Mantan Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra Arief Poyouno memberikan pernyataan mengejutkan setelah dipecat dari partai berlambang kepala garuda itu.

Arief menyebutkan berbahaya kalau Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan menjadi Presiden RI.

"Saat Edhy Prabowo menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) banyak kadernya yang mendapat kuota benih lobster. Ini kan sangat kontradiksi dengan apa yang selama ini dia kampanyekan agar uang negara tidak bocor, tidak ada korupsi," kata Arief dalam kanal YuoTube Pinter Politik, Senin 28 Desember 2020.

Baca Juga: Sah, Arief Poyuono Didepak dari Posisi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra

Baca Juga: Hari Ibu, Prabowo Subianto Beri Kabar Mengharukan tentang Ibunya yang Meninggal 22 Desember 2008

Maka dari itu, Arief keluar dari Partai Gerindra, selain karena tidak diundang dalam kongres juga sudah berbeda pandangan politiknya dengan Prabowo.

"Artinya jadi ya sudahlah saya sudah mengerti, tentang gaya kepemimpinan seorang Prabowo, yang terlihat ketika duduk di kekuasaan, nah apalagi kalau di jadi presiden, ibu bahaya," ungkapnya.

Mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono

Menurutnya, Prabowo menjadi Menteri Pertahanan saat ini dianggap sebagai hadiah karena kalah 2 kali Pemilu Presiden (Pilpres).

"Diharapkan (dengan jadi menteri Prabowo) belajar untuk memerintah, tapi kan kenyataannya, ya kan setelah saya nggak duduk lagi di struktur, karena memang saya nggak pernah diundang Kongres, artinya terlihat kan sekarang bahwa Prabowo sendiri tidak mampu mengurus kader-kadernya," ungkapnya.

Baca Juga: Prabowo Beri Penghargaan 11.485 Eks Pejuang Timor Timur: Negara Tidak Boleh Melupakan

Baca Juga: Disebut Dalang Penangkapan Korupsi Edhy Prabowo, Keluarga JK Laporkan Danny Pomanto

Sehingga, lanjut Arief, terjadilah penangkapan atau operasi tangkap tangan (OTT) terhadap kader Gerindra yang menjabat sebagai Menteri KKP yakni Edhy Prabowo.

"Kenapa saya katakan Prabowo tidak bisa mengurus dan menjaga sebuah kepercayaan dari pak Joko Widodo dan ibu Mega, untuk bisa menjadi bagian dari pada pemerintahan,"

"Ingatkan ketika KKP dipimpin oleh Pak Edhy Prabowo, juga memberikan izin ekspor benih lobster, perusahaannya punya siapa, ya kan lebih banyak punya kader Gerindra, iya kan, kok Prabowo diam," tanya Arief.

Menurut Arief, jika memang Prabowo seorang pemimpin yang berpengalaman, seharusnya mengerti kalau sudah namanya kuota-kuota itu sudah berbau korupsi, kolusi dan nepotisme.

"Lagian membiarkan hal itu terjadi, iya kan bukan tidak ada kewajiban, dia di dalam sesama pemerintahan untuk mengingatkan Edhy Prabowo dan kader-kadernya, tetapi sebagai Ketua Umum, kalau memang dia menginginkan partai ini, menjadi partai yang besar, partai yang bersih dari KKN, tentu saja dia (Prabowo) harusnya memanggil Edhy Prabowo dan kader-kadernya, yang punya izin ekspor benih lobster," tegasnya.***

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler