Malam Ganjil Lailatul Qadar 2023? Ini Tanda dan Waktunya Menurut Ustaz Adi Hidayat

- 9 April 2023, 09:55 WIB
Malam Ganjil Lailatul Qadar 2023? Ini Tanda dan Waktunya Menurut Ustaz Adi Hidayat
Malam Ganjil Lailatul Qadar 2023? Ini Tanda dan Waktunya Menurut Ustaz Adi Hidayat /Unsplash/ Abuzar Xheikh

ISU BOGOR - Malam ganjil Lailatul Qadar 2023 dipastikan banyak ditunggu umat Islam di seluruh dunia. Sebab, pada malam ini terdapat banyak keistimewaan yang bisa diperoleh.
Dalam sebuah Hadits Riwayat Imam Ahmad dijelaskan bahwa Rasulullah SAW mengabarkan jika malam Lailatul Qadar jatuh pada malam ganjil di 10 hari terakhir puasa Ramadan.

Dengan demikian, jika dilihat dari penetapan awal puasa Ramadhan 1444 H yang jatuh pada 23 Maret 2023 lalu, maka malam Lailatul Qadar diprediksi ada pada:
 

- Malam ganjil 21 Ramadan: 11-12 April 2023

- Malam ganjil 23 Ramadan: 13-14 April 2023

- Malam ganjil 25 Ramadan: 15-16 April 2023

- Malam ganjil 27 Ramadan: 17-18 April 2023

- Malam ganjil 29 Ramadan: 19-20 April 2023

Malam Lailatul Qadar, kata Ustadz Adi Hidayat seperti dijelaskan sejumlah riwayat hadis disebutkan akan terjadi pada malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan.

"Waktu malam Al-Qadar (Lailatul Qadar), bisa tutup kalimat malamnya, berarti malam istimewa, karena isyaratnya lain. Malam itu dimulai dari ba'da isya, terbentang luas sampai ke menjelang fajar," ungkap UAH dalam kanal YouTube Audio Dakwah yang dikutip pada, Minggu 9 April 2023.

Baca Juga: Doa Malam Lailatul Qadar, Bacakan Amalan Ini Kata Syekh Ali Jaber

Lebih lanjut, UAH menyebutkan dalam surah 97 Al-Qadr ayat 5, salamun hiya hatta mathla'il fajr.

"Batas dari fajar itu waktu singkat mejelang fajar, sekitar 15-20 menit sebelum fajar," ungkap UAH.

Jadi mathla itu awal mula akan muncul fajar, berakhirnya waktu sahr (15-20 menit) sebelum waktu tibanya sebelum fajar. Kemudian bentangkan ke belakang lail hingga Isya.

"Jadi sebetulnya luas, dari jam 8 malam ke atas. Tapi kalau anda ingin mengambil esensi, saat-sata mustajab yaitu tengah malam, diatas jam 2 dini hari, jam 1, 2 dan 3 itu yang disebut mustajab," ujarnya.

Menurutnya, itu ada dalam hadis qudsi yang meriwayatkan 30 sahabat Nabi Muhammad SAW.

"Allah menyampaikan kepada hamba-hambanya siapa yang meminta, Aku akan kabulkan, siapa memohon aku berikan, siapa yang minta ampun aku ampuni," ujar UAH mengutip hadis Qudsi.

Karena itu orang-orang sholeh sampai dari zaman dahulu itu menghidupkan malam lailatul qadar, dengan cara mengejar puncak-puncaknya.

"Jadi dari ba'da isya itu, mereka terus baca Al-Quran, ada yang shalat, ada sebagian orang-orang seperti kita sekarang hanya mengejar puncaknya saja," ujarnya.

Orang dulu, kata UAH, istirahat siangnya sehingga malamnya hidup sampai ke ujungnya.

"Sehingga kalau ada yang bertanya kapan waktu malam Lailatul Qadar tepatnya, kembalikan pada keterangan Al-Quran, terbentang dari malam ba'da isya sampai ke menjelang fajar," ujarnya.

Jadi, kata UAH, jika ingin mendapatkan kesempatan luas memperoleh Al-Qadar, cara paling gampang adalah jangan tinggalkan malamnya.

"Khususnya di 10 malam terakhir itu, entah itu jam 10 malam, jam 12 malam, jam 1 atau jam 2 nya, disela-sela itu anda usahakan ibadah, khususya diujung-ujung akhir itu," paparnya.

Maka dari itu di setiap malam 10 hari terakhir usahakan bangun dan beribadah, meskipun hanya 5 menit saja.

"Sehingga diharapkan mendapatkan malam lailatul qadar di malam itu," tandasnya.

Bahkan, ada rumus dari ulama, jika memang sama sekali tidak ingin ketinggalan malam Al-Qadar, mudahnya adalah beribadah di setiap malam bulan Ramadhan.

"Dari awal sampai terakhir jangan sampai ketinggalan, karena malam 10 terakhir Ramadhan itu peluang besar, boleh jadi dia datang di awal, pertengahan, di akhir, karena itu bagi kita yang menyiapkan malam-malam terakhir, cara paling gampang kalau ingin dapat jangan tinggalkan setiap malamnya," paparnya.

Tanda Malam Al-Qadar Bisa Diamati?

UAH menjelaskan juga soal tanda malam Al-Qadar yang tersebar dalam referensi hadis-hadis Nabi Muhammad SAW, khususnya di hadis Imam Muslim itu tidak diberikan tanda di awal.

"Tapi lebih memberikan tanda di akhir, tanda di awal yang saya maksudkan adalah waktu menjelangnya, nggak ada yang spesifik, nabi pernah bermimpi ditampakkan malam Al-Qadar, terus keadaan setelahnya," ujarnya.

Terkait dengan setelahnya, saat itu Nabi Muhammad SAW sedang salat, di tahiyat akhir ketika sedang salam tampak lumpur dikeningnya.

"Lumpur ini nampak karena begini, masjidnya masih terbatas alasnya masih tanah, kemudian tiang-tiangnya pelepah kurma, atapnya itu daun-daun kurma, jadi kalau hujan saat sujud kotor keningnya," ungkapnya.

Sehingga poinnya adalah ketika Nabi Muhammad SAW bangun oleh Allah dibuat ghaib hingga lupa waktunya kapan.

"Malam ke berapa, apakah pertama, kedua, hingga terakhir oleh Allah SWT dibuat lupa, tapi tanda itu masih nampak dikening Nabi Muhammad SAW," ujarnya.

Namun yang paling menarik, ketika suatu waktu, Nabi Muhammad SAW solat dengan sahabat pada saat shubuh, begitu salam para sahabat melihat dikening Nabi Muhammad SAW ada lumpur.

"Maka sahabat baru menyadari, ya Allah tadi malam adalah malam Al-Qadar, dari sini ada yang sebagian mengambil kesimpulan, ditandai dengan hujan sebelumnya, tapi sesungguhnya tidak ada narasi seperti itu," jelasnya.

Narasi-narasi yang disampaikan, umumnya tanda malam lailatul Qadar itu setelahnya, baik hujan atau cerah.

"Hanya digambarkan bahwa malam di paska itu oleh Al-Quran disebutkan kalimatnya Salam, tenang, damai. Nah ini ada feel yang diberikan kepada perasaan kita saat malam itu beda, salaamun. Malam itu begitu tenang, damai," tandasnya.

Sehingga ada suatu malam, terasa bagi sementara orang itu cukup damai menenangkan, bahkan saat menjalankan ibadah terasa enak.

"Berdoa itu seperti khusyu, nah itu ada yang menyebutkan sebagai tanda yang diberikan oleh Allah SWT ke dalam jiwa kita dan keesokan harinya itu digambarkan suasana alam," ungkapnya.

Maksud dari suasana alam, kata UAH, ada dalam satu riwayat itu tenang, tidak terlalu mendung dan terang. Bahkan terlihat tumbuhan sejuk.

UAH menjelaskan alasan digambarkan begitu tenang, dalam Al-Quran disebutkan ada satu riwayat dalam firman Allah SWT, bahwa saat itu malaikat turun semua.

"Tanazzalul malaikat war ruhu fiha (QS Al-Qadr: 4), ruh itu malaikat jibril, malaikat jibril itu tugasnya selesai ketika nabi wafat untuk memberikan wahyu, tapi hanya satu kali dalam satu tahun turun dalam malam Al-Qadar," jelasnya.

Saking dahsyatnya malam Al-Qadar semua malaikat di malamnya turun termasuk jibril.***

 

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x