Mengenal Cacar Monyet yang Kini Ditetapkan Jadi Darurat Kesehatan Global

- 24 Juli 2022, 14:40 WIB
Mengenal cacar monyet lengkap dengan penjelasan gejala awal hingga akhirnya mewabah sangat penting diketahui masyarakat.
Mengenal cacar monyet lengkap dengan penjelasan gejala awal hingga akhirnya mewabah sangat penting diketahui masyarakat. /CYNTHIA S. GOLDSMITH, RUSSELL RE/VIA REUTERS

Sekitar 30% pasien cacar meninggal, sedangkan tingkat kematian akibat cacar monyet dalam beberapa tahun terakhir adalah sekitar 3% hingga 6%, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.

2. Apa yang dilakukan cacar monyet?

Setelah masa inkubasi biasanya satu sampai dua minggu, penyakit ini biasanya dimulai dengan demam, nyeri otot, kelelahan dan gejala mirip flu lainnya. Tidak seperti cacar, cacar monyet juga menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening.

Dalam beberapa hari setelah demam, pasien mengalami ruam, seringkali dimulai pada wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Lesi tumbuh menjadi pustula berisi cairan yang membentuk keropeng. Jika lesi terbentuk pada mata, dapat menyebabkan kebutaan.

Baca Juga: Virus Cacar Monyet di Inggris Tembus 71 Orang, Sehari Bertambah 14 Kasus

Penyakit ini biasanya berlangsung dua hingga empat minggu, menurut WHO. Orang tersebut menular dari saat gejala mulai sampai keropeng jatuh dan luka sembuh.

Kematian lebih tinggi di antara anak-anak dan dewasa muda, sementara orang-orang yang sistem kekebalannya terganggu sangat berisiko terkena penyakit parah. Kehamilan juga membawa risiko tinggi infeksi kongenital berat, keguguran, dan morbiditas dan mortalitas ibu.

3. Bagaimana cara penularannya?

Monkeypox biasanya tidak menyebar dengan mudah di antara orang-orang. Kontak dekat dengan virus dari hewan yang terinfeksi, manusia atau benda yang terkontaminasi adalah jalur utama. Sebagian besar kasus yang dilaporkan dalam wabah 2022 telah dikaitkan dengan kontak kulit ke kulit dengan seseorang yang terinfeksi virus ini, seperti saat berhubungan seks.

Patogen masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang rusak, saluran pernapasan atau selaput lendir di mata, hidung, mulut, rektum dan anus. Klub, rave, sauna, pesta seks dan kegiatan lain di mana ada kontak dekat dengan banyak orang juga dapat meningkatkan risiko paparan, terutama jika orang mengenakan pakaian yang lebih sedikit.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Washington Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah