Malam Nisfu Syaban merupakan bulan yang mulia, selain merupakan bulan yang dekat dengan bulan Ramadhan, bulan Syaban termasuk di dalamnya malam Nisfu Syaban juga memiliki banyak keistimewaan.
Baca Juga: Niat dan Tata Cara Sholat Tasbih, Bisa Dikerjakan di Malam Nisfu Syaban 2023
Di antara dalil-dalil yang menjelaskan mengenai Keistimewaan malam Nisfu Syaban adalah:
1. Malam di mana Al-Quran diturunkan
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ * فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
“Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran di malam yang berkah, dan sesungguhnya Kami yang memberi peringatan. () Di malam itu diturunkan setiap takdir dari Yang Maha Bijaksana.” (QS. Ad-Dukkhan: 3 – 4).
Dalam Tafsir Al-Qurtubi, 16/126, Ikrimah – rahimahullah – mengomentari ayat tersebut, beliau berpandapat bahwa yang dimaksud malam pada ayat di atas adalah malam nisfu syaban.
Baca Juga: Bacaan Niat Puasa Qadha Ramadhan dan Nisfu Syaban 2023, Arab, Latin dan Artinya
أن هذه الليلة هي ليلة النصف من شعبان ، يبرم فيها أمر السنة
“Sesungguhnya malam tersebut adalah malam nisfu syaban. Di malam ini Allah menetapkan takdir setahun.” (Tafsir Al-Qurtubi, 16/126).
Tentunya pendapat Ikrimah tadi bertentangan dengan pendapat mayoritas ulama yang berpendapat bahwa malam di mana Al-Quran diturunkan adalah malam Lailatul Qadar, bukan malam Nisfu Syaban. Seperti yang tertera dalam Tafsir Ibn Katsir, 7/245, Ibn Katsir menjelaskan:
يقول تعالى مخبراً عن القرآن العظيم أنه أنزله في ليلة مباركة ، وهي ليلة القدر كما قال عز وجل : إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْر وكان ذلك في شهر رمضان، كما قال تعالى: شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزلَ فِيهِ الْقُرْآنُ
Allah berfirman menceritakan tentang Al-Quran bahwa Dia menurunkan kitab itu pada malam yang berkah, yaitu lailatul qadar. Sebagaimana yang Allah tegaskan di ayat yang lain, (yang artinya); “Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran di lailatul qadar.” Dan itu terjadi di bulan ramadhan, sebagaimana yang Allah tegaskan, (yang artinya); “Bulan ramadhan, yang mana di bulan ini diturunkan Al-Quran.” (Tafsir Ibn Katsir, 7/245).
2. Malam di mana doa dikabulkan
وقال عبد الله بن عمر رضي الله عنهم: (خمس ليال لا تردُّ فيهن الدعاء ليلة الجمعة وأول ليلة من رجب وليلة النصف من شعبان وليلتيِ العيدين)
Dalam Kitab Mukhtashor Al-Fatawa Al-Mishriyyah Jilid 1 Hal. 291-292 disebutkan bahwa Abdullah Bin Umar Radhiyallahu ‘Anhu berkata: “Ada lima malam di mana jika seseorang berdoa di malam itu, doanya akan dikabulkan. Malam-malam itu adalah: malam Jumat, awal malam Rajab, Malam Nisfu Syaban dan Malam Idul Fitri dan Idul Adha”
Bulan di mana Allah menjadikan bulan tersebut sebagai bulan untuk menyambut kedatangan Bulan Ramadhan.
Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Bulan Syaban: Nisfu Syaban Jadi Momentum Tingkatkan Kualitas Ibadah
وَعَنْ عَائِشَةَ- رَضِيَ اللهُ عَنْها- قَالَتْ): لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُهُ كُلَّهُ
Dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anha beliau berkata: “Tidaklah Rasulullah berpuasa lebih banyak dari puasanya di Bulan Syaban, karena sesungguhnya pada Bulan Syaban beliau berpuasa penuh di dalamnya” (H.R. Muslim).
3. Malam di mana Allah mengampuni dosa-dosa hambanya.
عن أبي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «إذا كان ليلة النصف من شعبان يغفر الله لعباده إلا لمشرك أو مشاحن”
Dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairrah, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Apabila datang malam Nisfu Syaban, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa hambanya kecuali orang-orang musyrik dan orang-orang yang sangat memusuhi (agama-Nya)”
Al-Mubarakfuri dalam kitab مشكاة المصابيح مع شرحه مرعاة المفاتيح :4/ 645 mengatakan:
اعلم أنه قد ورد في فضيلة ليلة النصف من شعبان عدة أحاديث مجموعها يدل على أن لها أصلاً... فهذه الأحاديث بمجموعها حجة على من زعم أنه لم يثبت في فضيلة ليلة النصف من شعبان شيء والله تعالى أعلم
“Ketahuilah, sesungguhnya telah disebutkan Keistimewaan-Keistimewaan malam Nisfu Syaban melalui banyak hadits-hadits dan dalil-dalil yang berbicara tentangnya. Maka hadits-hadits tersebut merupakan hujjah bagi orang-orang yang menyangka bahwa dalam Nisfu Syaban tidak ada keistimewaan di dalamnya.***