Pandemi Covid-19, Momentum Keluarga Untuk Berhemat Pengeluaran Pangan

- 4 November 2020, 23:22 WIB
Ilustrasi Covid-19 dunia
Ilustrasi Covid-19 dunia /Pixabay

Berdasarkan data strategi tersebut, Prof Euis menyimpulkan bahwa responden cenderung menunjukkan pola strategi coping pangan yang relatif sama.

Sebanyak 7-8 delapan dari 10 keluarga melakukan penghematan pengeluaran untuk pangan. Disusul dengan membeli pangan yang lebih murah harganya, yang dilakukan oleh 6-7 dari 10 keluarga.

Lalu sebanyak 1 dari 2 keluarga melakukan pengurangan jenis lauk yang dikonsumsi, mencari informasi bantuan pangan dan terakhir melakukan pengurangan porsi makan yang dilakukan oleh 1  dari 5 keluarga.

Data tersebut menunjukkan besarnya masalah kesejahteraan keluarga saat pandemi COVID-"19 terjadi. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam rumah tangga, sehingga dapat menjadi indikator dasar kesejahteraan keluarga,"ungkapnya.

Maka, bila sebuah keluarga mengalami ketidaktahanan pangan (food insecurity), hal tersebut menunjukkan bahwa adanya ketidaktahanan keluarga. Terjadinya ketidaktahanan pangan saat dua bulan pandemi berlangsung, berkaitan erat dengan masalah ketahanan ekonomi keluarga.

Ia menyebutkan bila hal tersebut sesuai dengan data lain yang menunjukkan bahwa sekitar 53 persen keluarga hanya memiliki jumlah tabungan yang kurang dari dua bulan pemenuhan kebutuhan keluarga.

Padahal,  sebagian besar keluarga memiliki pendidikan yang tinggi. Hasil survei tersebut dapat menjadi gambaran mengenai urgensi dan krusialnya pembangunan keluarga, pembangunan yang ramah keluarga, khususnya peningkatan ketahanan ekonomi keluarga bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. ***

Halaman:

Editor: Yudhi Maulana Aditama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah