Pemulihan Penghasilan Wisata Hotel Puncak Baru 20 Persen, Ini 4 Faktornya

- 21 Agustus 2020, 11:11 WIB
Arus lalu lintas di jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat kembali diberlakukan normal setelah dua jam one way dari Cianjur  ke Jakarta, Senin, 17 Agustus 2020
Arus lalu lintas di jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat kembali diberlakukan normal setelah dua jam one way dari Cianjur ke Jakarta, Senin, 17 Agustus 2020 /Iyud Walhadi



ISU BOGOR -
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bogor, Jawa,Barat Budi Sulityo menyebutkan pemulihan penghasilan wisata hotel Puncak Cisarua dan sekitarnya baru 20 persen selama masa Pra Adaptasi Kebiasaan Baru (Pra-AKB).

"Kalau dirata-rata paling 20 persen, karena hari biasa itu masih kosong," kata Budi saat dihubungi IsuBogor.com, Jumat, 21 Agustus 2020.

Menurutnya, wisata hotel di Puncak Bogor sebenarnya ditopang oleh acara-acara yang biasa dilakukan pemerintan dan komunitas.

Baca Juga: Kuatkan Mental! Selain Macet, Kawasan Puncak Bogor Juga Diprediksi Hujan

Di antaranya, ketika ada pelatihan pegawai, atau anggota komunitas tertentu.

"Ya itu, penghasilan kita sebenarnya dari situ kebanyakan, tapi pemerintahnya belum ada kegiatan-kegiatan," ujarnya.

Macet Puncak Tidak Berpengaruh

Budi menuturkan, sebenarnya siklus ekonomi di bisnis hotel Puncak tidak terpengaruh dari ramainya jalur Gadog sampai Cisarua hingga ke Cianjur yang setiap akhir pekan macet.

Kemacetan tidak bisa menjadi penanda bahwa ekonomi di sekitarnya juga bangkit.

Sebab, kata dia, daya beli masyarakat juga masih rendah. Hal itu diprediksi karena penghasilan masyarakat juga belum pulih.

Baca Juga: Jumat Pagi, Jalur Puncak Pagi One Way dari Jakarta menuju Cisarua

"Mereka yang sekarang Puncak ramai-ramai kebanyakan tidak menginap, kami juga tahu ekonomi masyarakat juga belum pulih," ungkapnya.

Diskon juga tidak Pengaruh

Budi juga mengungkapkan, pengusaha hotel saat ini sedang tidak bisa menjadikan diskon atau potongan harga sebagai strategi mendatangkan wisatawan berlibur dan menginap di Puncak.

Padahal hampir semua hotel telah melakukannya sejak dua bulan lalu.

"Tiga bulan kami tutup total, masa Pra AKB kami buka, hampir semua kasih diskon, tapi enggak ngaruh," katanya.

Upaya solusi

Ketua PHRI Kabupaten Bogor itu menyampaikan di situasi krisis Pandemi Covid-19 ini, pengusaha hotel tidak mencoba untuk mengajukan solusi tertentu kepada pemerintah Kabupaten Bogor.

Baca Juga: Perdana Diduga Diblokir, Felix Siauw Unggah Link Tayang Ulang Film Jejak Khilafah di Nusantara

PHRI memandang, masalah utama hampir kosongnya penghasilan usaha hotel adalah Pandemi Covid-19 yang belum teratasi, sehingga kantong penghasilan masyarakat dan kegiataan pemerintah belum normal untuk mendorong ekonomi sektor pariwisata.

"Kalau aktivitas, kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan di Puncak sudah mulai direncanakan pemerintah, wisata hotel hidup lagi, kalau work from home (WFH), rapat via aplikasi, kami tidak kebagian apa-apa," ungkapnya lagi.

Aturan Berubah-ubah

Selain protokol kesehatan yang sudah ada dalam regulasi pemerintah, kata Budi, pihaknya tidak bisa berkutik lagi.

Pengusaha hotel hanya mengikuti aturan pemerintah, tentang izin dibukanya usaha hotel kembali di Pra-AKB ini, maupun protokol kesehatan yang diberlakukan.

Berkerja sama dengan Dinas Pariwisata, PHRI terus berkomunikasi untuk mendapatkan informasi pembaruan aturan yang hampir tiap bulan.

"Pergubnya ganti-ganti tiap bulan, ya kami sejauh ini hanya bisa mengikuti," ujarnya lagi.***



Editor: Linna Syahrial


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah