Jangan Asbun, BMKG Sebut Suara Dentuman Lantaran Inversi Suhu

- 6 Februari 2021, 21:41 WIB
Ilustrasi suara dentuman keras di Malang
Ilustrasi suara dentuman keras di Malang /geralt/ Pixabay

Lapisan udara hangat membentuk semacam tudung (inversion cap), lalu menutupi kawasan. Tudung akan menjebak gas dan panas yang naik dari bumi.

Lapisan inversi sebenarnya bisa ditemui dalam pengalaman sehari-hari. Daryono memberikan contoh, saat berada di dekat kawasan industri, akan tercium bau tidak sedap dan berlangsung lama pada kondisi cuaca tertentu.

Semua terjadi karena lapisan inversi menahan gas atau polutan sehingga tidak bisa naik ke atmosfer.

Baca Juga: Cek Info Jadwal Satu Arah Jalur Puncak Bogor, Sabtu dan Minggu di Bulan Februari 2021

Tak hanya gas dan polutan, lapisan inversi juga mampu menjebak gelombang suara. Gelombang suara yang berasal dari satu tempat akan terdengar di tempat lain.

Lapisan ini berperan sebagai pemantul kurang sempurna bagi gelombang akustik, gelombang radio, juga gelombang cahaya.

Di sisi lain, lapisan inversi juga dapat membuat suara jadi lebih keras. Ibaratnya, suara klakson mobil akan terdengar lebih keras di dalam garasi daripada di jalan raya.

Baca Juga: Semarang Dikepung Banjir, Wakil Walikota Ita : Akibat Hujan Ekstrim

Suara petir pun terkena dampak keberadaan lapisan inversi. Suara petir akan menjalar semaunya ke segala arah karena terjebak di dalam bumi. Suara petir pun bisa lebih keras dan terdengar hingga jauh di kawasan lapisan.

"Inilah konsep dasar mengapa lapisan inversi dapat membuat suara petir terdengar hingga jauh, karena proses multi refleksi. Suara petir jika sudah jauh dan dalam kondisi atmosfer tertentu dapat berubah 'anatominya' sehingga tidak lagi seperti suara petir asli di sumbernya, tetapi dapat mirip dentuman," jelasDaryono.

Halaman:

Editor: Chris Dale


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah