Pakar Tangkap Ekspresi Jokowi di Pidato Kenegaraan Sidang MPR Sarat Emosi dan Amarah

- 14 Agustus 2020, 22:25 WIB
Presiden Jokowi saat berpidato kenegaraan dalam sidang tahunan MPR di Gedung Nusantara Komplek Senayan, Jakarta Jumat, 14 Agustus 2020.
Presiden Jokowi saat berpidato kenegaraan dalam sidang tahunan MPR di Gedung Nusantara Komplek Senayan, Jakarta Jumat, 14 Agustus 2020. //Twitter- @jokowi

ISU BOGOR - Sidang tahunan MPR dan DPR-DPRD yang berlangsung pada Jumat 14 Agustus 2020 banyak menuai reaksi dari sejumlah kalangan, khususnya saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpidato.

Selain isi dan pesan, ditemukan pula fakta menarik terkait ekspresi wajah Jokowi ketika menyampaikan pidatonya. Bahkan Pakar Bahasa Tubuh dan Mikro Ekspresi, Monica Kumalasari menangkap sejumlah kalimat serta ekspresi perasaanya saat tampil dihadapan peserta sidang.

Selain itu, Jokowi juga terlihat melakukan kontak mata dengan penonton yang hadir di acara tersebut. Dalam pidatonya, Jokowi mengenakan baju adat Sabu dari Nusa Tenggara Timur (NTT), yang menurut Monica bisa diartikan sebagai komitmen mendukung Indonesia yang punya kebudayaan beragam.

Baca Juga: Pulihkan Ekonomi, Presiden Jokowi Alokasikan Rp356,5 triliun Anggaran Kesehatan Hingga Insetif Usaha

Pidato diawali Jokowi dengan menggunakan metafora mengenai kondisi pandemi lewat analogi komputer. Ia mengatakan, metafora adalah cara tercepat untuk menyampaikan pesan yang bisa diterima secara mudah oleh semua lapisan masyarakat.

Seperti diberitakan Pikiranrakyat-Bekasi.com yang tayang dengan judul artikel "Pakar Bahasa Tubuh Bongkar Ekspresi Jokowi ketika Berpidato: Ada yang Tidak Sinkron" pada 14 Agustus 2020, Monica menangkap beberapa ekspresi mikro ketika Jokowi menyampaikan beberapa kalimat, termasuk emosi, marah, sedih, dan kesal.

"Seperi ketika menyampaikan tentang perlunya memprioritaskan penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM), pengembangan rumah sakit, balai kesehatan juga industri obat dan alat kesehatan, saya melihat presiden menunjukkan gerak bibir dengan emosi kemarahan," katanya.

Baca Juga: Jalin Hubungan Diplomatik Istrael-UEA, Erdogan Ancam Putus Hubungan Diplomatik UEA

Campuran ekspresi antara marah, sedih, dan kesal dapat dilihat ketika presiden bicara soal membangun ekosistem nasional kondusif untuk memperluas kesempatan kerja yang berkualitas. Jokowi berkata, "Kita ingin semua harus bekerja. Kita ingin semua sejahtera."

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x