Erdogan Ngaku Banyak Kekurangan saat Korban Gempa Turki Tembus 15.000 Jiwa

- 9 Februari 2023, 12:06 WIB
Erdogan Ngaku Banyak Kekurangan saat Korban Gempa Turki Tembus 15.000 Jiwa
Erdogan Ngaku Banyak Kekurangan saat Korban Gempa Turki Tembus 15.000 Jiwa /Murat Cetin Muhurdar/Presidential Press Office/Handout via REUTERS
ISU BOGOR - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengakui "kekurangan" setelah mengkritik tanggapan pemerintahnya terhadap gempa besar yang telah menewaskan lebih dari 15.000 orang di Turki dan Suriah.

Skala luas bencana yang meratakan ribuan bangunan, menjebak orang dalam jumlah yang tidak diketahui, telah membanjiri operasi bantuan yang sudah terhambat oleh cuaca yang sangat dingin.

Para penyintas dibiarkan berebut makanan dan tempat tinggal - dan dalam beberapa kasus menyaksikan tanpa daya ketika kerabat mereka meminta pertolongan, dan akhirnya terdiam di bawah puing-puing.

"Keponakan saya, adik ipar saya dan adik ipar saya berada di reruntuhan. Mereka terjebak di bawah reruntuhan dan tidak ada tanda-tanda kehidupan," kata Semire Coban, seorang guru taman kanak-kanak, di Hatay Turki.

Baca Juga: Info Gempa Terkini Hari Ini Magnitudo 3,7 Guncang Jembrana Bali, BMKG Beri Penjelasan

"Kami tidak dapat menghubungi mereka. Kami mencoba untuk berbicara dengan mereka, tetapi mereka tidak menanggapi... Kami sedang menunggu bantuan. Sudah 48 jam sekarang," katanya.

Namun, para pencari terus menarik korban selamat dari puing-puing tiga hari setelah gempa berkekuatan 7,8 yang sudah menjadi salah satu yang paling mematikan abad ini, bahkan saat jumlah korban tewas terus meningkat.

Ketika kritik meningkat secara online, Erdogan mengunjungi salah satu tempat yang paling terpukul, pusat gempa Kahramanmaras, dan mengakui adanya masalah dalam tanggapannya.

“Tentu ada kekurangannya. Kondisinya jelas terlihat. Tidak mungkin siap menghadapi bencana seperti ini,” ujarnya.

Baca Juga: Viral! Perilaku Aneh Hewan Sebelum Gempa Turki-Suriah, Ini Penjelasan Studi dari Para Ahli

Twitter juga tidak berfungsi di jaringan seluler Turki, menurut jurnalis AFP dan kelompok pemantau web NetBlocks.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: AFP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x