Buntut Perang Tak Kunjung Usai, Petenis Ukraina Tolak Jabat Tangan dengan Pemain Rusia dan Belarusia

- 16 Januari 2023, 12:14 WIB
Petenis nomor dua Ukraina Marta Kostyuk menolak berjabat tangan dengan rival turnya dari Rusia dan Belarusia yang dia rasa belum berbuat cukup untuk menentang invasi tersebut.
Petenis nomor dua Ukraina Marta Kostyuk menolak berjabat tangan dengan rival turnya dari Rusia dan Belarusia yang dia rasa belum berbuat cukup untuk menentang invasi tersebut. /Reuters
ISU BOGOR - Petenis nomor dua Ukraina Marta Kostyuk menolak berjabat tangan dengan rival turnya dari Rusia dan Belarusia yang dia rasa belum berbuat cukup untuk menentang invasi tersebut.

Petenis asli Kyiv berusia 20 tahun itu menjadi berita utama tahun lalu ketika dia menolak jabat tangan yang biasa dilakukan di depan net dengan mantan petenis nomor satu dunia Victoria Azarenka setelah petenis Belarusia itu mengalahkannya di AS Terbuka.

Belarusia digunakan sebagai tempat pementasan utama untuk perang Rusia di Ukraina, yang oleh Moskow disebut sebagai "operasi khusus".

Setelah memenangkan pertandingan pertamanya di Australia Terbuka pada Senin, mengalahkan unggulan ke-28 dari Amerika Amanda Anisimova, Kostyuk mengatakan dia akan menolak jabat tangan dengan lawan Rusia atau Belarusia mana pun yang tidak secara terbuka mengutuk invasi tersebut.

Baca Juga: Rusia Kirim Ancaman Horor ke Barat, Aset NATO Sekarang Dianggap Target yang Sah

"Saya belum mengubah tentang perang dan semua yang terjadi, dalam tur," katanya sebagaimana dikutip dari Reuters, Senin, 16 Januari 2023.

“Karena orang-orang yang hanya mengatakan mereka tidak menginginkan perang, itu membuat kami (Ukraina) terdengar seperti kami menginginkan perang. Jelas kami juga tidak menginginkan perang," tambahnya.

Sebagaimana diketahui, di antara Grand Slam, hanya Wimbledon yang melarang pemain Rusia dan Belarusia berkompetisi, yang menyebabkan denda $1 juta pada tur putra.

Pemain Rusia dan Belarusia diizinkan bermain di Melbourne Park tahun ini tanpa mengibarkan bendera atau negara mereka.

Baca Juga: Kepala Pasukan Nuklir Rusia Ungkap Keunggulan Senjata Baru: Mampu Tembus Sistem Anti-Rudal

"Siapa pun yang berbicara dengan jelas saya percaya memiliki hak untuk melakukan tur tetapi siapa pun yang tidak ... saya pikir itu tidak manusiawi," katanya.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x