INARisk dan 4 Tahapan Sosialisasi Cegah Penyebaran Covid-19 Ala BNPB

- 16 Juli 2020, 20:21 WIB
APLIKASI inaRISK.*/DOK PR
APLIKASI inaRISK.*/DOK PR /



ISU BOGOR – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai bagian dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Indonesia turut andil dalam upaya pencegahan melalui sosialisasi penilaian mandiri menggunakan aplikasi InaRISK Personal serta empat tahap pencegahannya.

Dari keterangan tertulis Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19 yang diterima isubogor.com, Kamis, 16 Juli 2020, Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Lilik Kurniawan menjelaskan melalui aplikasi InaRISK Personal, masyarakat diharapkan dapat melakukan penilaian terhadap potensi risiko tertular pada dirinya sendiri maupun pada keluarganya.

“Apakah keluarganya ini juga memiliki risiko, tertular atau menularkan ke keluarga yang lain. Itu semuanya ada disana (InaRISK Personal),” terang Lilik pada dialog Gugus Tugas di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (16/7).

Baca Juga: Banjir Sulsel, BNPB Komitmen Tetap Fokus Pantau Bencana Dalam Pandemi Covid-19

Lilik menambahkan, pemerintah telah melakukan berbagai langkah edukasi kepada masyarakat dengan melibatkan semua elemen masyarakat seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, musisi, budayawan, dan semua unsur pentaheliks lainnya.

Pentaheliks terdiri dari lima unsur yakni, pemerintah, dunia usaha, masyarakat, akademisi dan media massa. Pesan yang disampaikan dari setiap unsur pentaheliks tersebut memiliki isi serta makna yang sama dengan dilandaskan oleh kajian yang komprehensif dari Tim Pakar Gugus Tugas.

“Dasarnya adalah kajian yang komprehensif dari Tim Gugus Tugas kita, tim pakar kita. Nah ini yang kita lakukan sehingga bahasanya sama, satu, untuk protokol kesehatan,” ujar Lilik.

Setelah dari edukasi, tahapan selanjutnya adalah sosialisasi. Lilik memaparkan bahwa terdapat empat tahapan sosialisasi dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19 yang diawali dengan sosialisasi agar masyarakat sekedar tahu mengenai keberadaan virus di sekitarnya. Upaya tingkatan ini juga, menurut Lilik, menjadi salah satu landasan adanya pembudayaan adaptasi kebiasaan baru di tengah masyarakat.

“Sehingga mereka tau bahwa virus ini tuh masih ada di sekitar kita. Sehingga masyarakat tidak berpikir kembali lagi ke zaman atau era sebelum ada Covid ini,” kata Lilik.

 

Baca Juga: Terbitkan 'Surat Jalan' Djoko Tjandra, Jenderal Polisi Bintang Satu Ini Dicopot

Tingkatan selanjutnya adalah, pemberian pemahaman kepada masyarakat agar seluruh masyarakat mengerti mengenai apa-apa saja yang harus dilakukan ketika hidup berdampingan dengan COVID-19. Juga, agar masyarakat memiliki bayangan untuk bertindak lebih lanjut dan memilki rencana dan proteksi diri dari penularan virus yang matang.

“Masyarakat harus mengerti, kalau mereka kena virus, mereka harus kemana, bagaimana, dan penularannya seperti apa. Nah tahap ini ditujukan agar masyarakat punya rencana untuk itu,” jelasnya.

Tahapan yang tidak kalah penting atau tingkatan ketiga adalah awareness atau kesadaran. Kesadaran masyarakat untuk memiliki rencana kedepan sangat diperlukan sehingga dapat terus disiplin dalam kehidupan adaptasi kebiasaan baru.

“Masyarakat harus tahu kalau mereka sudah tahu mengenai virus ini, lalu paham. Selanjutnya adalah masyarakat harus tahu mereka harus melakukan apa. Contohnya, seperti masyarakat tahu harus punya masker berapa,” katanya lagi.

 

Baca Juga: Kumpulkan Bukti Dugaan Korupsi BOS, Kejari Geledah Kantor Disdik Kota Bogor

Tingkatan terakhir dari sosialisasi adalah action atau tindakan. Lilik menyebutkan bahwa tindakan sendiri menjadi salah satu tingkatan terpenting dari sosialisasi.


Menurutnya, implementasi yang dilakukan di setiap daerah adalah kunci dari keberhasilan upaya yang telah dilakukan oleh Gugus Tugas Nasional.

Editor: Linna Syahrial

Sumber: BNPB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x