Kelompok Nepal Mendesak Presiden FIFA Selesaikan Kasus Pekerja Migran di Qatar

- 15 Desember 2022, 14:17 WIB
Presiden FIFA Gianni Infantino diminta fokus tangani kasus pekerja migran nepal di Qatar.
Presiden FIFA Gianni Infantino diminta fokus tangani kasus pekerja migran nepal di Qatar. /
ISU BOGOR - Lebih dari tiga lusin kelompok masyarakat sipil Nepal pada hari Kamis meminta Presiden FIFA Gianni Infantino untuk fokus menangani kasus pekerja migran di Qatar.

"Berhenti melihat ke arah lain, sementara pekerja migran tidak diberi kompensasi setelah menderita pelecehan di Qatar," kata Amnesty International dikutip dari Reuters, Kamis 15 Desember 2022.

Negara tuan rumah Piala Dunia 2022 Qatar, di mana orang asing merupakan mayoritas dari 2,9 juta penduduk, telah menghadapi kritik keras dari kelompok hak asasi manusia atas perlakuannya terhadap pekerja migran.

Baca Juga: Meski Banyak Dikritik, FIFA Tetap Pertahankan Wasit yang Memimpin Inggris vs Prancis hingga Final Piala Dunia

Pemerintah Qatar mengatakan sistem perburuhannya masih dalam proses tetapi membantah tuduhan dalam laporan Amnesti 2021 bahwa ribuan pekerja migran di negara tuan rumah terjebak dan dieksploitasi.

Dalam surat terbuka kepada Infantino, organisasi Nepal menuntut kompensasi bagi pekerja yang menurut mereka mengalami pelecehan, dan keluarga yang kehilangan orang yang dicintai.

"Cerita tentang gaji yang dicuri dan mimpi yang hancur adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Kami terlalu akrab dengan gambar peti mati yang tiba di bandara Internasional Tribhuvan," kata surat itu.

Baca Juga: Jadwal Final Piala Dunia 2022 Terbaru, Cek Jam Tayang Argentina vs Prancis Dilengkapi Live Streaming-nya

"... oleh karena itu kami meminta Anda, Presiden Infantino, untuk berhenti memandang ke arah lain sementara warga negara kami - dan semua negara lain - ditolak haknya."

Menurut Amnesti Internasional, sekitar 400.000 pekerja dari Nepal dipekerjakan di berbagai sektor di Qatar, dan memainkan peran besar dalam membangun proyek infrastruktur besar yang diperlukan untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.

"Keluarga-keluarga jatuh miskin, anak-anak dikeluarkan dari sekolah, dan para pekerja dipaksa bermigrasi lagi untuk membayar utang," kata Som Prasad Lamichhane, direktur eksekutif Komite Koordinasi Pravasi Nepali, yang membantu menyusun surat itu. "FIFA ... harus bertindak untuk memperbaikinya."

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x