Ketika senjata itu pertama kali diuji pada bulan April, Vladimir Putin menyatakan akan "memaksa mereka yang mencoba mengancam Rusia untuk berpikir dua kali". Secara resmi bernama rudal RS-28 Sarmat, proyektil tersebut dapat mencapai kecepatan 16.000 mph yang menakutkan.
Ini juga memiliki jangkauan lebih dari 11.000 mil, dan dapat membawa setidaknya 10 hulu ledak sekaligus. Secara keseluruhan rudal itu sekitar 1.000 kali lebih kuat daripada bom yang dijatuhkan AS di Hiroshima dan Nagasaki di Jepang selama Perang Dunia kedua.
Baca Juga: Rusia Sambut Baik Pertukaran Tahanan AS dengan Pedagang Senjata Viktor Bout
"Menurut komandan Pasukan Rudal Strategis, Kolonel Jenderal Sergei Karakaev, peralatan aktif Pasukan Rudal Strategis dengan sistem rudal modern berlanjut. Berhasil melakukan uji terbang sistem rudal 'Sarmat'," kata Kolonel Jenderal Sergei Karakaev Berbicara di Dewan Militer Pasukan Rudal Strategis di Moskow.
Seperti diketahui pada bulan April, Putin menambahkan bahwa Rudal tersebut dapat menembus semua pertahanan anti-rudal modern. "Tidak ada yang seperti ini di mana pun di dunia, dan tidak akan berlangsung lama," katanya.
Kolonel Jenderal Karakaev juga mengatakan pada hari Jumat bahwa pasukan rudal Rusia siap untuk menerima gelombang kedua dari rudal luncur hipersonik Avangard.
Baca Juga: Inggris dan Rusia Resmi Resesi Ekonomi, Imbas 9 Bulan Invasi Ukraina?
Saat ini hanya ada satu unit militer yang dilengkapi rudal Avangard, yang mampu membawa hulu ledak nuklir dengan kecepatan suara 20 kali lipat. Tak satu pun dari rudal itu telah digunakan di medan perang di Ukraina.
Pengembangan sistem rudal Rusia terjadi setelah serangkaian serangan udara yang menghancurkan di seluruh Ukraina yang tampaknya terutama menargetkan infrastruktur sipil.
Kyiv mengatakan hampir separuh infrastruktur listrik negara itu membutuhkan perbaikan setelah serangan tanpa henti.