"Anies to be or not to be bagi negara, lain kalau Anies bilang 'okey saya mencalonkan diri karena saya ingin meneruskan program-program strategis dari bapak Presiden Jokowi' maka kedudukan Anies sama dengan pak Prabowo, sama dengan Ganjar," ungkap Rocky Gerung.
Terkait Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang terus membidik Anies dalam kasus dugaan korupsi Formula E, kata Rocky Gerung, itu hanyalah alat dari orang yang punya kepentingan untuk menjegalnya.
"Ya KPK cuma alat, kalau nggak ada perintah dari agen-agen yang lebih tinggi dari dia kan, kan sinyal itu dari awal kita tangkap," ungkap Rocky Gerung.
Baca Juga: Kasus Sambo Jadi Alat Negosiasi Petinggi Polri, Rocky Gerung: Pak Listyo Sebagai Kapolri Gagal
Kemudian, lanjut Rocky Gerung, hal itu wajar jika dihubungkan dengan status KPK yang saat ini sudah jauh berbeda dengan awal lembaga penegak hukum ini didirikan.
"Orang-orang kritis di KPK justru tersingkir, bagian-bagian ini yang orang anggap KPK sebetulnya paham, bahwa ini tidak etis mempersoalkan sesuatu yang bersifat administratif dikaitkan dengan potensi Anies melawan Jokowi," ungkap Rocky Gerung.
Menurut Rocky Gerung dibenak kepala setiap orang, jika KPK menghalagi Anies dianggap Anies akan melawan kebijakan Jokowi.
Baca Juga: Bjorka Menghilang Setelah Sukses Alihkan Opini Publik, Ini Kata Rocky Gerung
"Ya memang, kan harus ada kontras, orang bosan dengan kepemimpinan pak Jokowi, itu biasa aja kan, lalu, lalu terbaca dalam elektabilitas, bahwa kekuasaan publik menurun, tapi kemudian di manipulasi," ujar Rocky Gerung.***