Bantuan militer untuk Ukraina dari AS itu menyusul pertempuran berkecamuk di timur negara itu lima bulan setelah invasi Rusia.
Rusia dan Ukraina menandatangani kesepakatan penting pada hari Jumat untuk membuka blokir ekspor gandum dari pelabuhan Laut Hitam.
Baca Juga: Sangkal Tudingan Bikin Afrika Kelaparan, Rusia Janji Kirim Semua Pasokan Makanan
Namun, perwakilan menolak untuk duduk di meja yang sama dan menghindari berjabat tangan pada upacara perjanjian di Istanbul, yang mencerminkan permusuhan semakin meluas.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memuji kesepakatan Jumat itu karena membuka ekspor biji-bijian senilai sekitar 10 miliar dolar AS, yang diperlukan untuk meredakan krisis pangan.
Namun dalam perang, Zelensky mengatakan tidak akan ada gencatan senjata kecuali wilayah yang hilang direbut kembali.
Baca Juga: Perang Rusia Ukraina: Putin Disebut Putus Asa setelah Kehilangan 50 Ribu Tentaranya
“Membekukan konflik dengan Federasi Rusia berarti jeda yang memberi Federasi Rusia istirahat untuk beristirahat,” katanya sebagaimana dilansir Wall Street Journal yang dikutip, Sabtu 23 Juli 2022.
“Masyarakat percaya bahwa semua wilayah harus dibebaskan terlebih dahulu, dan kemudian kita dapat bernegosiasi tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana kita dapat hidup di abad-abad mendatang,” kata Zelensky.
Sekadar diketahui, hingga saat ini tidak ada terobosan di garis depan sejak pasukan Rusia merebut dua kota terakhir yang dikuasai Ukraina di provinsi timur Luhansk pada akhir Juni dan awal Juli.