Hal tersebut, kata mantan Perwira CIA memicu konflik langsung yang tidak tergoyahkan karena mengejar perang fasisme Rusia.
Robert Baer mengaku baru-baru ini telah menyoroti keprihatinannya tentang Putin dalam buku barunya, The Fourth Man, di mana ia merinci perburuan agen KGB yang naik pangkat di badan intelijen AS pada 1990-an.
Ia menjelaskan dalam bukunya, meremehkan Moskow berikutnya mengakibatkannya tertangkap basah oleh pencaplokan Krimea oleh Putin, dan akhirnya invasi skala penuhnya ke Ukraina pada 24 Februari.
Baer dalam buku-bukunya yang lain See No Evil and Sleeping with the Devil, menjadi dasar untuk film peraih Oscar tahun 2005, Syriana.
“Apa yang kita miliki saat ini lebih buruk daripada apa pun selama Perang Dingin. Tidak diragukan lagi Barat harus mendukung Ukraina, tetapi pada saat yang sama kami sedang menuju konflik langsung antara NATO dan Rusia.
"Apakah itu akan menjadi nuklir atau tidak adalah dugaan siapa pun," kata dia sebagaimana dilansir Express UK, Kami 9 Juni 2022.
Dia menambahkan bahwa semua orang tahu tentang dugaan Putin menemukan Tuhan dan pelukannya tentang apa yang dapat digambarkan sebagai fasisme Rusia.
Baca Juga: Jersey Timnas Ukraina Diprotes Asosiasi Sepak Bola Rusia, Ini Alasannya
Tetapi di sisi lain tidak ada yang memperkirakan delusinya akan diterjemahkan ke dalam perang tanah terbuka dan genosida.