Pasca Tsunami 2018 BNPB dan Untad Tanam 5.000 Terumbu Karang di Sulawesi Tengah

- 27 Oktober 2021, 15:31 WIB
Pasca Tsunami 2018 BNPB dan Untad Tanam 5.000 Terumbu Karang di Sulawesi Tengah
Pasca Tsunami 2018 BNPB dan Untad Tanam 5.000 Terumbu Karang di Sulawesi Tengah /bnpb

ISU BOGOR - Penanaman 5.000 terumbu karang di kawasan Teluk Palu, Sulawesi Tengah dilakukan oleh BNPB dan bersama Universitas Tadulako atau Untad.

Kegiatan ini melibatkan masyarakat setempat dengan tujuan untuk memulihkan ekosistem pantai pasca tsunami 2018 lalu.

Penanaman bibit ini merupakan bagian dari kegiatan pendampingan pemulihan dan peningkatan produktivitas sumber daya alam dan lingkungan yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Untad.

Baca Juga: Kisah Pendaki Gunung Slamet 1985, Alex dan 2 Rekannya Tersesat 14 Hari Setelah Petik Bunga Edelweis

Baca Juga: Kolesterol Tinggi Boleh Vaksin COVID-19, Ini Penjelasannya

Kegiatan ini menyasar pada kawasan yang terdampak gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di dua wilayah pantai.

Kedua pantai tersebut yaitu Pantai Mamboro yang berada di wilayah Kelurahan Mamboro, Kecamatan Mamboro Palu Utara, Kota Palu dan Pantai Salumbone di Desa Labuan Salumbone, Kecamatan Labuan, Kabupaten Donggala.

Kegiatan pendampingan pemulihan ekosistem terumbu karang penting karena memiliki dua aspek manfaat, yakni manfaat secara langsung maupun tidak langsung.

Pertama, manfaat secara langsung bagi manusia adalah sebagai tempat ikan yang banyak dikonsumsi manusia dalam bidang pangan dan sebagai potensi pariwisata.

Kedua, manfaat tidak langsung adalah sebagai penahan abrasi pantai yang disebabkan gelombang dan ombak laut serta sebagai sumber keanekaragaman hayati.

Direktur Pemulihan dan Peningkatan Sosial Ekonomi dan Sumber Daya Alam BNPB Dra. Andi Eviana, M.Si. menyampaikan bahwa kegiatan ini perlu dilakukan secara berkesinambungan.

Pemerintah daerah diharapkan agar berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah teknis untuk mengalokasikan dana serta monitoring dan evaluasi bersama BPBD, Untad dan masyarakat agar program dari BNPB ini dapat berlanjut terus.

Andi mengungkapkan bahwa melalui Pentahelix bersinergi diharapkan program pemulihan dan peningkatan rehabilitasi terumbu karang pasca bencana gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi.

Baca Juga: Farhat Abbas Sempat Akan Somasi Deddy Corbuzier Soal Saipul Jamil, Begini Respon Ayah Azka Corbuzier

"Dapat dilakukan secara berkesinambungan sebagai upaya mengembalikan kelestarian terumbu karang itu sendiri serta menahan laju perusakan baik kerusakan ekosistem hayati dan non-hayati,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Tim Pelaksana Kegiatan Pendampingan Untad Yutdam Mudin, S.Si., M.Si. menjelaskan bahwa kegiatan ini sudah di mulai sejak Mei dan akan berakhir di November.

Menurut Yutdam, masa krusial dalam program ini adalah pasca tanam, dimana bibit terumbu karang rawan mati.

Oleh sebab itu, pihaknya terus fokus memonitor pertumbuhan setiap periode tertentu.

“Kegiatan pendampingan sudah dimulai sejak tanggal 24 Mei dan akan berakhir pada tanggal 19 November 2021. Namun demikian, transplantasi terumbu karang di 2 lokasi dengan 5.000 bibit terumbu karang yang mengikat di 1.100 balok beton telah rampung dikerjakan,” jelas Yutdam.

Ia menambahkan bahwa sisa waktu dalam beberapa bulan sampai berakhirnya kegiatan akan dilakukan pemantauan bibit.

Pemantauan bertujuan untuk memastikan bibit terumbu  karang dapat melewati masa adaptasi di lingkungan yang baru.

Ketua LPPM Untad, Dr. Ir. M. Rusydi H., M.Si. mewakili Wakil Rektor IV Bidang Pengembangan dan Kerja sama mengatakan bahwa program kegiatan kerja sama antara BNPB dan Unitad ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat terdampak bencana dan agar dilanjutkan tidak berhenti setelah program pendampingan ini usai.

Baca Juga: Tak Rela Makam Anaknya Dibongkar, Seorang Ibu di Palestina Konfrontasi Polisi Israel: Kubur Saya!

Sementara itu, Pemerintah daerah yang diwakili oleh Sekretaris BPBD Provinsi Sulawesi Tengah mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi kegiatan tersebut  kepada BNPB dan Untad serta  akan melakukan pengawalan lanjutan dari program BNPB tersebut.

Sejauh ini BNPB telah memberikan 7.400 bibit terumbu karang untuk pemulihan ekosistem pasca bencana di Sulawesi Tengah.

Pada 2020 lalu, total bibit ditanam berjumlah 2.400, sedangkan pada tahun ini sebanyak 5.000 bibit.

Pemulihan berbasis masyarakat pada penanaman terumbu karang telah dirasakan oleh warga.

Perwakilan masyarakat yang terlibat dalam kegiatan ini, Ahmad L. Maliki atau lebih dikenal dengan panggilan Pak Bobi mengatakan bahwa kegiatan penanaman terumbu karang pada tahun 2020 lalu secara perlahan telah memberikan hasil yang positif.

Maliki menyampaikan bahwa ikan-ikan mulai berkumpul kembali karena ekosistemnya perlahan mulai pulih sehingga produktivitas nelayan yang berbasis sumber daya alam berupa tangkapan ikan di sekitar lokasi penanaman mulai meningkat.

Ekosistem di beberapa kawasan Sulawesi Tengah rusak yang dipicu oleh gempa bumi M7,4 pada 2018 lalu.

Gempa bumi yang memicu terjadinya tsunami ini menyebabkan rusak dan hilangnya terumbu karang di kawasan Teluk Palu, yang masuk wilayah Kota Palu dan Kabupaten Donggala.***

Editor: Aulia Salsabil Syahla

Sumber: BNPB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x