AS Ungkap Pertemuan Tatap Muka Pertama dengan Taliban, Price: Mereka Akan Diadili Berdasarkan Tindakannya!

- 11 Oktober 2021, 15:30 WIB
AS Ungkap Pertemuan Tatap Muka Pertama dengan Taliban, Price: Mereka Akan Diadili Berdasarkan Tindakannya!
AS Ungkap Pertemuan Tatap Muka Pertama dengan Taliban, Price: Mereka Akan Diadili Berdasarkan Tindakannya! /

ISU BOGOR - Amerika Serikat mengungkapkan bahwa pertemuan tatap muka pertama antara pejabat senior AS dan Taliban berjalan terus terang dan profesional.

Pertemuan tatap muka pejabat senior SA dan Taliban sejak kelompok garis keras itu merebut kembali kekuasaan di Afghanistan dilaksanakan pada Minggu.

Pihak AS menegaskan bahwa Taliban akan diadili berdasarkan tindakan mereka, bukan hanya kata-kata mereka.

Baca Juga: Tjahjo Kumolo Minta Maaf Soal Hoaks Tol Cisumdawu, Rocky Gerung: Dia Tidak Pernah Ikut Sidang Kabinet

Baca Juga: Prabowo akan Maju di Pilpres 2024 karena Harapan Rakyat, Refly Harun: Rakyat yang Mana?

Baca Juga: Sekjen Gerindra Sebut Prabowo Bakal Maju Pilpres 2024, Refly Harun: Tidak Kapok Ya

Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan delegasi AS pada pembicaraaan akir pekan di Doha, Qatar.

Pertemuan ini berfokus pada masalah keamanan dan terorisme dan perjalanan yang aman bagi warga AS, warga negara asing lainnya, dan warga Afghanistan.

Serta hal asasi manusia, termasuk partisipasi perempuan yang berarti dan anak perempuan di semua aspek masyarakat Afghanistan.

Dia mengatakan kedua belah pihak juga membahas penyediaan bantuan kemanusiaan yang kuat di Amerika Serikat, langsung kepada rakyat Afghanistan.

"Diskusi itu jujur dan profesional dengan delegasi AS yang menegaskan kembali bahwa Taliban akan diadili atas tindakannya, bukan hanya kata-katanya," ujar Price.

Namun tidak disebutkan apakah ada kesepakatan yang tercapai.

Kementerian luar negeri di Kabul mengatakan pertemuan dua hari itu berjalan dengan baik.

Ia menyambut baik tawaran bantuan kemanusiaan AS dan mengatakan pemerintah setempat akan memfasilitasi pengiriman dan bekerja sama dengan  kelompok-kelompok bantuan tetapi mengatakan bantuan semacam itu tidak boleh dikaitkan dengan masalah politik.

Baca Juga: Paula Verhoeven Sempat Nervous Sebelum Lahiran Anak Kedua: Nggak Ada Persiapan

"Diskusi terperinci diadakan selama pertemuan tentang semua masalah yang relevan. Dan upaya harus dilakukan untuk memulihkan hubungan diplomatik ke keadaan yang lebih baik," ujarnya.

Pada hari Sabtu, televisi Al Jazeera yang berbasis di Qatar mengutip pejabat menteri luar negeri Afghanistan yang mengatakan bahwa perwakilan Taliban meminta pihak AS untuk mencabut larangan cadangan bank sentral Afghanistan

Dikatakan menteri, Amir Khan Muttaqi, juga mengatakan Washington akan menawarkan vaksin coronavirus Afghanistan dan bahwa kedua belah pihak membahas membuka halaman baru antara kedua negara.

Pejabat pemerintahan Biden mengatakan kepada Reuters pada hari Jumat bahwa delegasi AS akan menekan Taliban untuk membebaskan Mark Frerichs Amerika yang diculik.

Prioritas utama lainnya adalah memegang teguh komitmen Taliban untuk tidak membiarkan Afghanistan kembali menjadi sarang al Qaeda atau ekstremis lainnya.

Taliban mengambil kembali kekuasaan di Afghanistan pada Agustus, hampir 20 tahun setelah mereka digulingkan dalam invasi pimpinan AS karena menolak menyerahkan pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden menyusul serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.

Para pejabat AS mengatakan pertemuan akhir pekan itu merupakan kelanjutan dari keterlibatan pragmatis dengan taliban dan bukan tentang memberikan pengakuan atau memberikan legitimasi kepada kelompok itu.

Para pejabat AS mengatakan mereka berhubungan dengan lusinan orang Amerika dan penduduk tetap yang sah yang ingin meninggalkan Afghanistan dan ada ribuan warga Afghanistan sekutu AS yang menghadapi risiko penganiayaan Taliban masih di negara itu.

Washington dan negara-negara Barat lainnya sedang bergulat dengan pilihan sulit karena krisis kemanusiaan yang parah tampak besar di Afghanistan.

Mereka mencoba mencari cara untuk terlibat dengan Taliban tanpa memberikan kelompok itu legitimasi yang dicarinya, sambil memastikan bantuan kemanusiaan mengalir ke negara itu.***

Editor: Aulia Salsabil Syahla

Sumber: reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x