Setengah Populasi Afghanistan Butuh Bantuan, Lyons: Mereka Mulai Batasi Hak-Hak Perempuan

- 10 September 2021, 16:14 WIB
Setengah Populasi Afghanistan Butuh Bantuan, Lyons: Mereka Mulai Batasi Hak-Hak Perempuan
Setengah Populasi Afghanistan Butuh Bantuan, Lyons: Mereka Mulai Batasi Hak-Hak Perempuan /Reuters/Stringer/

ISU BOGOR - Pada awal tahun 2021, setengah dari populasi Afghanistan lebih dari 18 juta orang membutuhkan bantuan.

Program Pembangunan PBB memperingatkan pada Kamis bahwa Afghanistan menghadapi kemiskinan universal pada pertengahan tahun depan.

Taliban pada Agustus merebut kekuasaan setelah 20 tahun lalu digulingkan oleh invasi pimpinan AS karena menolak menyerahkan pemimpin Al Qaida Osama bin Laden setelah serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.

Baca Juga: PBB Ungkap Pembekuan Dana Afghanistan Dapat Picu Merosotnya Ekonomi Parah

Baca Juga: Ashley Cole Ungkap Zlatan Ibrahimovic Penyerang AC Milan Miliki 2 Kepribadian

Baca Juga: Cristiano Ronaldo Tegaskan Kembali ke Manchester United Bukan untuk Liburan

Duta besar Afghanistan untuk PBB Ghulam Isaczai yang ditunjuk oleh pemerintah dukungan AS yang digulingkan oleh Taliban, mendesak Dewan Keamanan untuk menahan pengakuan apapun dari pemerintah mana pun di Afghanistan kecuali jika itu benar-benar inklusif dan dibentuk atas dasar kehendak rakyat.

Para pemimpin Taliban telah bersumpah untuk menghormati hak-hak perempuan sesuai dengan syariah atau hukum islam.

Di bawah aturan 1996-2001 mereka, perempuan tidak bisa bekerja dan anak perempuan dilarang sekolah.

Perempuan harus menutupi wajah mereka dan ditemani oleh kerabat laki-laki ketika mereka meninggalkan rumah.

Lyons mengatakan PBB menerima laporan yang meningkat bahwa pembatasan seperti itu kembali diberlakukan pada hak-hak perempuan.

"Mereka membatasi akses anak perempuan ke pendidikan di beberapa daerah dan membubarkan Departemen Urusan Perempuan di Afghanistan," ujarnya.

Baca Juga: Jelang Peringati G30S, Netizen Naikkan Tagar 'Ingat Aksi Kejam PKI' di Twitter

Pemenang Hadian Nobel Perdamaian Malala Yousafzai, yang ditembak oleh seorang pria bersenjata Taliban di Pakistan saat ia pulang sekolah pada 2012.

Ia mendesak Dewan untuk mengakui pendidikan bagi anak perempuan adalah alat yang ampuh untuk membangun perdamaian dan keamanan, serta melindungi perempuan dan anak perempuan Afghanistan.

"Saya meneriakkan suara saya untuk hak setiap gadis untuk pergi ke sekolah. Saya melihat seorang pria bersenjata menghentikan bus sekolah saya, memanggil namanya dan menembakkan peluru ke arah saya. Saya waktu itu berusia 15 tahun," ujarnya.

"Ini adalah kisah yang mungkin bisa terjadi pada bbanyak gadis Afghanistan jika kita tidak bertindak," ujar Malala.***

Editor: Aulia Salsabil Syahla

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x